REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan kemarin bahwa rasisme di Malaysia adalah hasil dari keanggotaan Singapura dua tahun di Malaysia.

Tun Dr Mahathir menulis dalam blognya: "Dengan latar belakang kegiatan Singapura di Malaysia dalam tiga tahun keanggotaannya, dapat kita benar-benar percaya bahwa jika belum total, hubungan ras akan lebih baik di Malaysia?

"Sementara Kwan Yew (maksudnya mungkin Lee Kuan Yew) berbicara tentang keyakinannya bahwa semua komunitas etnis harus membebaskan diri dari belenggu segregasi rasial dalam rangka untuk mempromosikan keadilan dan kesetaraan di antara ras, ia juga mengatakan bahwa 'sekali kita sendiri (dari Malaysia) Cina menjadi mayoritas'."

Komentar bantahan baru-baru ini dibuat oleh Menteri Mentor Lee Kuan Yew. Lee, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, dibandingkan bagaimana Singapura dan Malaysia menangani hubungan ras.

Ia mengatakan Malaysia akan mencapai lebih banyak dari apa yang telah dicapai Singapura jika telah menerima basis multiras, dan menggambarkan Malaysia sebagai berada dalam 'situasi yang sangat bahagia'.

"Saya pikir jika Tunku telah membuat kami bersama-sama, apa yang kita lakukan di Singapura - Malaysia telah menerima multiras dasar bagi masyarakat mereka - banyak dari apa yang kami raih di Singapura akan dicapai di Malaysia. Tapi tidak banyak, karena basis yang lebih luas. Kami akan meningkatkan hubungan antar-ras dan situasi holistik diperbaiki," Lee mengatakan dalam wawancara itu, merujuk pada perdana menteri pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman.

Ikuti Whatsapp Channel Republika