Selasa 30 Nov 2010 09:49 WIB

Terkait Krisis Korea, Sebagian Besar Warga Cina Salahkan AS

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING--Jajak pendapat yang diadakan oleh sebuah corong propaganda negara itu mengatakan, Senin, bahwa 56 persen rakyat Cina menyalahkan Amerika Serikat atas ketegangan sekarang ini di semenanjung Korea. Hanya sembilan persen responden mengatakan Korea Utara bersalah, menurut jajak pendapat melalui telepon yang dilakukan oleh Global Times milik negara.

Sepuluh persen responden menyalahkan Korea Selatan, kata jajak pendapat itu. Ketegangan regional tinggi setelah artileri Korea Utara menghajar sebuah pulau Korea Selatan pekan lalu, yang menewaskan dua warga sipil dan dua marinir, serta menghancurkan sejumlah rumah dan memicu kecaman dari seluruh dunia.

Itu adalah pertama kali tempat warga sipil di Selatan diserang sejak Perang Korea 1950-53.

Laporan Global Times itu tidak mengatakan berapa banyak orang yang dimintai pendapatnya.

Cina adalah satu-satunya sekutu besar Korea Utara dan medianya menyensor ketat laporan-laporan mengenai tindakan Korea Utara, memainkan kejadian-kejadian versi Pyongyang untuk mengarahkan pendapat umum agar mendukung sikap pro-Utara Beijing.

Beberapa pakar mengatakan Beijing telah memanjakan Korea Utara, sedikitnya di depan umum, karena negara itu ingin menopang rezim Kim Jong-Il karena takut bahwa keruntuhannya dapat memicu aliran pengungsi ke Cina atau menghasilkan Korea bersatu yang bersekutu dengan AS.

Hanya 10 persen dari mereka yang ditanya pendapatnya merasakan Pyongyang telah bertindak secara provokatif, sementara 22 persen mengatakan negara itu "terpaksa mengambil tindakan".

Sebanyak 67 persen lainnya merasakan situasinya "sangat rumit untuk dinilai", kata surat kabar tersebut. Jajak pendapat koran Global Times itu juga menyatakan 88 persen rakyat menganggap Korea Utara sebagai sekutu atau memenuhi peran pertahanan strategis bagi Cina.

Cina menghindari ikut pengutukan dunia terhadap Korea Utara karena serangan terhadap pulau Korea Selatan itu atau klaim Pyongyang bahwa Korea Utara memiliki fasilitas pengayaan uranium yang bekerja. Beijing juga mengekang diri untuk tidak ikut pengecaman dunia setelah Korea Utara disalahkan karena serangan torpedo terhadap kapal perang Cheonan Korea Selatan Maret lalu.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement