Senin 31 Jan 2011 22:02 WIB

Kalau Mubarak Turun, Mesir Diprediksi akan Seperti Turki

Demonstran cilikdi Kairo, Senin (31/1), memegang poster yang menyerukan Presiden Mubarak mundur.
Foto: AP
Demonstran cilikdi Kairo, Senin (31/1), memegang poster yang menyerukan Presiden Mubarak mundur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para pengamat memberi pendapat menganalisis situasi politik terkini di Mesir. Bagaimana masa depan Mesir. Menurut Zaineb Al-Assam, kepala riset Timur Tengah dari Exclusive Analysis, dalam sepekan ke depan situasi di Mesir masih akan kacau.

"Kelihatannya, kalau tidak ada perubahan dari pemerintah, sepekan ke depan Mesir akan terus dilanda demonstrasi. Jutaan warga bisa turun ke jalan. Bila Presiden Mesir Hosni Mubarak tetap bertahan, maka protes akan terus berlangsung," kata Al-Assam, Senin.

Namun, ia mengkhawatirkan kelangkaan bahan pangan yang kini sudah terjadi di sejumlah daerah di Mesir. Bila ini terjadi, maka tingkat demonstrasi di Mesir akan lebih masif.

Bagaimana bila Mubarak turun tahta? Al-Assam memperkirakan akan terjadi perebutan kekuasaan yang didominasi oleh Ikhwanul Muslimin. Sayap kanan Ikhwanul Muslimin bisa membawa arah politik Timur Tengah menjadi lebih hangat, karena mereka dekat dengan Hamas, kata Al-Assam.

"Kalau ini terjadi, saya perkirakan, Mesir bisa seperti Turki dengan iklim investasi yang positif dan risiko yang cukup baik. Namun bisa jadi marak nasionalisasi perusahaan asing sektor manufaktur dan industri di sana dan kontrak-kontrak usaha akan ditulis ulang," katanya lagi.

Apakah situasi di Mesir akan memengaruhi negara tetangga seperti Yaman, Sudan, Yordania, dan Siria? Menurut dia, sangat mungkin terjadi. Tapi risiko perubahan politik terbesar ada di Arab Saudi. Berubahnya politik atau rezim di Arab Saudi akan berdampak masif ke geopolitik maupun bisnis internasional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement