Kamis 03 Feb 2011 23:48 WIB

Rusia Waspadai Ultimatum Negara Asing untuk Mesir

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Rusia pada Kamis mewaspadai campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Mesir, dengan mengatakan para politisi mereka yang harus menemukan caranya sendiri untuk mengakhiri kerusuhan dan seluruh dunia sebaiknya tidak memberi ultimatum. "Kami ingin Mesir menjadi stabil, sejahtera, demokratis, dalam menghadapi permasalahan sosial, ekonomi dan politik yang hari ini sedang diselesaikan secara damai secepatnya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pernyataannya.

"Bagaimana persisnya mencapai itu diserahkan pada para politisi dan warga Mesir untuk memutuskan. Kami tidak menganggap berguna menjatuhkan beberapa "bumbu" dari luar, mengajukan semacam ultimatum," jelasnya. "Saya akan menekankan sekali lagi bahwa kekuatan politik di dalam Mesir sendiri yang harus mencapai kesepakatan," katanya, menyerukan negara Timur Tengah itu sebagai "mitra strategis" Rusia.

Pagi ini lima negara Uni Eropa -- Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Spanyol -- mendesak transisi politik segera dilakukan untuk mengakhiri keresahan berdarah di Mesir.

Presiden Mesir Hosni Mubarak menghadapi protes masal yang menyerukan penyerahan kekuasaan, yang pada Rabu berubah menjadi pertikaian.

Rusia umumnya lebih memilih untuk menjaga jarak dari kerusuhan yang sedang dihadapi oleh negara yang mereka anggap teman dan mitra strategis. Sementara negara-negara Barat bereaksi marah terhadap penangkapan pasca-pemilihan umum Belarus yang menyebabkan penahanan ratusan pendukung oposisi, Rusia mengatakan pemilu tersebut merupakan masalah dalam negeri Belarus.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement