Rabu 02 Mar 2011 06:30 WIB

Kritik Presiden Yaman: Apakah Obama Juga Presiden Dunia?

Ali Abdullah Saleh
Ali Abdullah Saleh

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA--Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Selasa, menyindir Washington yang mengkritik "ketegasan" para pemimpin Arab dalam aksi protes, seraya bertanya apakah Presiden Barack Obama juga bertindak sebagai "presiden dunia".

Saleh, seorang sekutu Amerika Serikat dalam perang melawan Al Qaidah di Yaman, mencaci Gedung Putih atas permintaannya kepada para pemimpin Arab agar mereka "menahan diri" dalam upaya menangkal aksi protes di Libya, Yaman, Bahrain, dan Oman, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi di Mesir dan Tunisia.

"Setiap hari kami mendengar pernyataan dari Obama yang menyebutkan 'Mesir kalian tidak boleh melakukan ini, Tunisia jangan melakukan itu'", kata Saleh ketika berpidato di Universitas Sanaa -- sebuah titik pusat kegiatan demonstrasi di ibu kota yang kini menyebar ke seluruh negeri di Semenanjung Arab.

"Apa yang harus anda lakukan terhadap Mesir? Atau Oman? ... Apakah anda presiden Amerika Serikat, atau presiden dunia?" katanya. Pemimpin berusia 68 tahun yang telah memerintah Yaman selama 32 tahun itu, telah bertemu dengan sejumlah pemimpin suku dan militer regional untuk menggalang dukungan, namun dengan sumber daya minyak dan air yang mengering, kini ia tidak mampu membayar sekutunya untuk memelihara perdamaian.

Saleh menawarkan untuk membentuk sebuah pemerintah bersatu pada Senin. Namun pihak oposisi menolak mentah-mentah tawaran tersebut dan mengatakan mereka akan berdiri bersama puluhan ribu demonstran yang meminta pendunduran dirinya. Ketika ratusan ribu demonstran menggelar aksi protes di luar kampus tempat ia berpidato, Saleh mengatakan kepada para mahasiswa dalam audiensi bahwa mereka harus berbicara kepada rekan sekelas mereka yang turun ke jalan.

"Saya akan memenuhi semua permintaan mereka, sejauh keinginan tersebut sejalan dengan kekuasaan dan kemampuan negara untuk melakukannya," katanya. Demonstran marah atas meluasnya korupsi dan angka pengangguran yang tinggi di Yaman, tempat 40 persen penduduk menerima upah 2 dolar perhari dan sepertiganya menghadapi kelaparan kronis.

Saleh mengatakan liputan media terhadap aksi protes merupakan bagian dari upaya asing guna melindungi keamanan serta stabilitas Israel, dengan menyebut hal itu sebagai "pelayanan bagi Zionisme internasional". "Ada sebuah ruang operasi yang bekerja untuk media ... di Tel Aviv untuk mengguncang negara-negara Arab, semuanya dikelola oleh Gedung Putih," katanya.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement