Kamis 10 Jul 2014 20:15 WIB

Terbuka Peluang Kembangkan Lensa Kontak Digital

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Bayangkan jika anda memakai lensa kontak dengan layar resolusi tinggi. Berkat kinerja para ilmuwan di Oxford University, Inggris, hal ini dimungkinkan terjadi dalam waktu yang tak lama.

Mereka telah menemukan cara guna mengubah teknologi penyimpanan data yang biasa ditemukan di DVD menjadi teknologi layar yang cukup radikal.

Mereka menulis di journal Nature hari ini bahwa materi yang mereka temukan ini dapat memberi jalan untuk generasi layar baru yang lebih tipis dan enteng dengan resolusi yang jauh lebih tinggi dan konsumsi energi yang lebih efisien dibandingkan teknologi apapun yang sudah ada.

Lebih dari itu, teknologi ini dapat juga ditempelkan pada permukaan yang fleksibel atau transparan, yang berarti aplikasi teknologi ini tidak lagi hanya terbatas pada teknologi seperti e-readers atau smartphones namum bisa juga pada kaca mobil ataupun lensa kontak.

Perkembangan teknologi ini bergantung pada proses yang mirip dengan proses pembekuan air menjadi es. Banyak zat yang mengalami perubahan struktur melalui perubahan suhu seperti pada proses pencairan benda padat menuju cair.

Fenomena perubahan yang terjadi pada zat inilah yang saat ini digunakan untuk berbagai macam aplikasi mulai dari memori komputer hingga teknik pengaturan suhu di rumah rumah.

Tim yang dipimpin oleh Profesor Harish Bhaskaran ini meneliti fenomena perubahan wujud zat ini seperti yang terjadi pada zat Germanium antimonu Tellurium (GST) dan menemuka bahwa mereka dapat memanfaatkannya untuk memproyeksikan warna. Mereka mengambil lapisan dari GST setebal satu nanometer dan menumpuknya dengan dua konduktor transparan yang sangat tipis di kedua permukaan, yang kemudian di tancapkan di ujung permukaan kaca.

Para ilmuwan ini memprediksi bahwa dengan memvariasi ketebalan dari lapisan transparan tersebut, mereka akan dapat merubah warna cahaya yang terpantul, dan dengan mengganti fase melalui GST, mereka akan dapat merubah warna.

Mereka kemudian menciptakan prototipe untuk melihat kemungkinan berubahnya warna abu abu ke biru dengan memanaskannya.“Kami sedikit tidak percaya ketika percobaan pertama kami berhasil, kami kemudian mencoba tes yang sama dengan beberapa warna yang lain dan rupanya hal itu juga berhasil,” kata Bhaskaran, belum  lama ini.

“Saya sudah menjadi peneliti untuk waktu yang cukup lama, dan baru pertama kali ini sebuah eksperimen berhasil pada percobaan pertama.”

Para Ilmuwan yang ada disini kemudian menggunakan bagian kepala dari miskrospop atom untuk mengambil gambar monokromatik dari permukaannya.

Mereka juga membuat piksel singular menggunakan elektroda transparan, yang sangat menentukan dalam produksi teknologi layar.

Bhaskaran menyatakan bahwa teknologi ini akan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan layar layar yang sudah ada.

Lapisan yang digunakan memiliki tebal yang hanya satu nanometer sehingga layar bisa dibuat sangat tupis dan enteng, dan begitu sebuah gambar dimuat di layar, tidak perlu lagi dibutuhkan energi untuk menahan gambar tetap ada disana.

Ditambah lagi, karena ukuran piksel yang hitungannya hanya nanometer, resolusi dari gambar akan jauh lebih tinggi ketimbang teknologi seperti LCD dan LED yang sudah ada.

Meskipun masih terlalu dini, Bhaskaran dan tim berharap teknologi ini dapat berpindah dari laboratorium ke toko toko dalam jangka waktu beberapa tahun.

“Kita sudah mematenkan teknologi ini dan sekarang sedang dalam proses pengembangan prototipe,” tambahnya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi ini juga dapat memutar video di layar yang sangat kecil untuk menunjukkan resolusi gambar yang sangat tinggi. Kami berharap bahwa hal ini dapat kita capai pada 2015. Jika itu berhasil,  kita akan mengembangkan aplikasi dari situ.”

Menurut dosen senior dari University of New South Wales, teknologi ini masih sangat asing. “Ini adalah aplikasi teknologi lama yang digunakan dalam aplikasi modern yang populer,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum teknologi ini bisa diaplikasikan menjadi teknologi layar yang bekerja. “Kekhawatiran saya adalah seberapa banyak kontras dan warna yang bisa dicapai. Pertanyaan terbesarnya adalah apakah teknologi ini sanggup bersaing dengan pasar yang saat ini dipimpin oleh layar LED organik, terutama di bagian kualitas.”

Terlepas dari itu, dia menambahkan bahwa industri ini bergerak secara cepat, menurutnya teknologi baru selalu memiliki peluang untuk mengambil dominasi secara cepat.

“Perjalanan masih cukup panjang sebelum teknologi ini dapat diaplikasikan. Namun industri ini cenderung berjalan dengan cepat karena besarnya investasi dan uang yang mengalir apabila teknologi ini memang lebih baik dari apa yang sekarang sudah ada di pasar.”

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement