Senin 25 Aug 2014 18:49 WIB

Sektor Pertanian Australia Perlu Lebih Terbuka bagi Investor Asing

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pakar investasi di sektor agribisnis Australia menyerukan pemerintah Australia untuk lebih terbuka dengan perusahaan-perusahaan asing, yang ingin berinvestasi di sektor pertanian. Investasi ini pun telah memuaskan pasar sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Manajer dari perusahaan investasi Kidder Williams yang berbasis di Melbourne, David William, mengatakan miliaran dolar sudah masuk ke Australia dalam beberapa tahun untuk menggenjot sektor pertanian. Tapi sebenarnya masih berpotensi miliaran dolar yang lainnya. "Investasi asing sangat sehat dan bergairah. Mereka bisa menyuntikkan dana berkali-kali lipat, yang tidak pernah kita lihat di negara ini dalam waktu 20 tahun terakhir," ujar Williams, baru-baru ini.

Ia juga mengatakan keuntungan finansial dari investasi asing tidak dapat diabaikan. Tak hanya itu, semakin sedikit kesulitan untuk berinvestasi di Australia, akan semakin baik. "Investasi asing akan memberikan nyawa bagi kehidupan komunitas-komunitas di pedesaan, menghidupkan kembali aset-aset yang sudah lama tidak dimanfaatkan, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar," jelas Williams.

Selama ini, menurutnya, terdapat salah pengertian bahwa mayoritas investasi asing di Australia berasal dari Cina. "Kita lihat ada Saputo [dari Kanada] yang membeli perusahaan keju dan mentega Warrnambool, Chobani [asal Amerika Serikat] yang membeli perusahaan yogurt Gippsland, Monde Nissin [Filipina] yang membeli Black Swan Dips, Lactalis [Perancis] yang beli Jindi Cheese, dan ada Fonterra [Selandia Baru] yang membeli Tamar Valley Yoghurt," ungkapnya.

"Perusahaan Jepang berinvestasi sangat besar, misalnya ada Itochu di susu serbuk buatan Burra Foods dan Mitsubishi yang berinvestasi di pengering susu milik Murray Goulburn. "Investasi ini tidak hanya untuk memuaskan pangsa pasar Cina, tapi juga Indonesia, negara-negara di Afrika, jadi sangat menarik, karena datang dari penjuru dunia."

Ia juga menungkapkan bahwa perusahaan asing telah membeli beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri proses daging, susu, dan gula. Investor Australia sendiri kurang mampu untuk bergerak di sektor-sektor ini, bahkan beberapa sudah tutup sejak lama.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement