Ahad 23 Nov 2014 16:08 WIB

Kelas Menengah tak Mampu Beli Makanan dan Bayar Listrik

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hampir 1 dari 10 keluarga yang tinggal di kawasan di pinggiran Kota Melbourne tidak mampu membeli makanan setidaknya satu kali selama satu tahun terakhir.

Survey kondisi rumah tangga yang baru dilakukan di Whittlesea, Melbourne menunjukan meningkatnya tekanan ekonomi yang dialami keluarga kelas menengah. Mereka ternyata juga harus berjuang keras untuk membayar tagihan listrik dan menyediakan makanan untuk keluarga sehari-hari.
 
"Total ada  8.9 persen responden rumah tangga dalam survey kamu yang mengaku mereka sering kehabisan bahan makanan dan bahkan tidak mampu sama sekali untuk membeli setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir," demikian tulis hasil survey tersebut baru-baru ini.
 
Kota Whittlesea meliputi  500 kilometer persegi di bagian Utara Melbourne dan populasinya diprediksi meningkat pesat dari 186 ribu hingga 300 ribu penduduk pada 2030. Kondisi ini mencerminkan banyak kawasan lain di daerah pinggiran kota yang meningkat pertumbuhannya di seluruh Australia, di mana layanan jalan, angkutan umum, kesehatan dan pendidikan tidak sesuai dengan pertumbuhan penduduk.
 
Dewan Kota setempat, Mary Agostino mengatakan survei juga menunjukkan bahwa sekitar 14 persen keluarga kelas menengah yang tinggal di kawasan utama di kota Whittlesea juga kesulitan membeli makanan. "Kebijakan dan pemerintah belum berhasil menjangkau kondisi yang tidak benar yang sedang terjadi di kawasan itu," tambahnya.
 
"Mereka sebenarnya adalah keluarga yang memiliki pendapatan cukup tinggi, hanya saja tingginya tekanan kredit perumahan dan berbagai kebutuhan lainnya mengancam ketahanan pangan mereka, kebutuhan anak-anak dan juga serangkaian isu sosial lain dan itu merupakan kondisi yang cukup berbeda dengan apa yang kita alami dimasa lalu,"
 
Lembaga dukungan di Melbourne,  Kildonan Uniting Care kepada ABC menfatakan kebutuhan bantuan keuangan yang dialamatkan ke kantor mereka meningkat lebih dari 100 persen sejak tahun lalu.
 
Ada juga lonjakan kenaikan sebesar 40% di bagian layanan dukungan untuk keluarga.

Direktur lembaga tersebut, Stella Avramopoulos mengatakan wajah kesulitan ekonomi saat ini sudah berubah, saat ini tidak hanya kalangan pengangguran saja yang kesulitan memenuhi kebutuhan mereka, tapi kalangan kelas menengah mengalami kondisi yang sama.

Kredit perumahan, uang sewa rumah, biaya transportasi dan biaya kesehatan, suku bunga dan tagihan listrik memberikan sumbangan pada krisis ini.

 
"Pendapatan yang diterima kalangan pekerja tidak mampu lagi menyaingi biaya kebutuhan hidup dan serangkaian tekanan membuat kondisi mereka semakin sulit," kata Avrampoulos.
 
"Misalnya saja, tagingan listrik meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir," katanya.
 
Lembaga pendukung komunitas Whittlesea yang lain juga menyediakan bantuan darurat bagi warga yang kesulitasn, tetapi jumlah pengakses layanan mereka telah meningkat dua kali lipat dari jumlah yang bisa mereka bantu.
 
Mereka juga mendapati ada lonjakan 40% permintaan bantuan dari kalangan kelas menengah di kawasan itu selama 6 bulan terakhir dan saat ini mereka hanya mampu memberikan bantuan berdasarkan permintaan yang terdaftar  hanya melalui telepon, setelah belasan orang tidur mengantri diluar kantor mereka untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan janji untuk bertemu melakukan pengaduan.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement