Rabu 26 Nov 2014 20:12 WIB

Pakar: Warga Australia yang Dekati Daerah Rawan Buaya akan Didenda

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Seorang pakar dari Charles Darwin University mengusulkan agar mereka yang mendekati daerah rawan serangan buaya dikenai denda. Usulan itu dilontarkan menyusul tewasnya empat orang warga akibat serangan buaya selama setahun terakhir ini.

Bulan Agustus lalu, terjadi serangan buaya di Pulau Melville, dan mayat dari pria yang dimakan buaya tersebut tidak pernah ditemukan. Kejadian di bulan Agustus tersebut merupakan peristiwa yang keempat, dan merupakan rekor terburuk sejauh ini.

Professor Adam Britton dari Charles Darwin University mengusulkan agar mereka yang pergi ke daerah-daerah yang beresiko diserang buaya tersebut dikenai denda. Menurut Britton, meski kebanyakan warga mengikuti aturan, masih banyak yang lain bertindak ceroboh.

"Saya kira ini bisa dilakukan karena mereka yang taat aturan tidak akan terpengaruh dengan denda ini." katanya baru-baru ini.

"Namun ada banyak lainnya yang suka mengambil resiko tidak perlu. Mereka ini yang perlu mendapatkan peringatan." tambah Prof Britton.

Prof Britton mengatakan, mereka yang mendatangi tempat-tempat rawan buaya ini juga membahayakan kehidupan yang lainnya. "Bila mereka diserang buaya, keesokan harinya akan ada orang lain yang harus datang mengecek daerah tersebut, dimana sang buaya masih ada. Orangnya bisa lain, tetapi bagi buaya kan sama saja, mereka akan juga diserang."

Namun menurut Professor Britton sistem manajemen keselamatan  buaya Wilayah Utara sudah berjalan cukup baik. "Kalau kita lihat negara tetangga yang juga memiliki buaya air asin, korbannya lebih banyak dibandingkan di Australia. Jadi mengapa terjadi di sana" Saya kira karena di Australia, pendidikan dan  juga manajemennya bagus."

Kepala Asosasi Pemancing Amatir Wilayah Utara Craig Ingram mengatakan dia prihatin dengan perilaku ceroboh yang dilakukan para pemancing di kawasan.

"Sering kita lihat foto yang muncul di sosial media, para pemancing ini masuk ke dalam air, di daerah yang rawan buaya. Ini tindakan yang tidak benar. Mereka inilah yang berpotensi besar menjadi korban." kata Ingram.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement