Rabu 11 Feb 2015 23:17 WIB

Victoria Tempatkan Pegawai Khusus Atasi Radikalisasi di Sekolah (1)

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Berkembangnya paham ekstrim radikal dikalangan pelajar maupun orang tua murid telah memicu masalah baru bagi guru maupun kepala sekolah.  Untuk mengatasi masalah ini Negara Bagian Victoria menunjuk petugas khusus yang ditempatkan disekolah untuk mempromosikan toleransi antar ras dan agama serta kohesi sosial di sekolah. 

Data dari pemerintah Federal Australia memperkirakan ada lebih dari 15o orang warga Australia yang bergabung dengan kelompok radikal di Timur Tengah.

 Media Fairfax melaporkan salah satu kepala sekolah di Melbourne mengatakan dua dari siswa di sekolahnya memiliki orang tua yang ikut berperang dengan ISIS di Suriah.
 
Federasi Kepala Sekolah Australia menyambut positif langkah Pemerintah Negara Bagian Victoria yang menunjuk seorang penasehat khusus yang tugasnya akan difokuskan pada upaya mempromosikan toleransi antar ras dan agama serta kohesi sosial di sekolah-sekolah.
 
Presiden Federasi Kepala Sekolah Peter Kearney mengatakan konfilk di luar negeri telah menjadi isu di sekolah-sekolah yang ada di Australia, terutama di Melbourne dan Sydney.
 
"Tantangan kohesi sosial ini mungkin bukan sesuatu yang kita inginkan, tapi masalah yang kita hadapi saat ini sedikit lebih kompleks karena ada begitu banyak masalah dengan sektarianisme dan rasisme .. jika itu istilah yang tepat, "katanya.
 
"Pengamatan yang dilakukan sudah sangat jelas, pengamatan kami maupun pengamatan yang dilakukan sekolah maupun kalangan kepala sekolah,"
 
Menurut Kearney saat ini di sekolah-sekolah di Australia ada sejumlah anak-anak yang memiliki perilaku ekstrim dan perilaku itu didorong atau ditumbuhkan oleh orang tua mereka yang juga menganut dan mendukung paham ekstrim.
 
"Yang terjadi sekarang adalah ada sejumlah anak-anak yang memiliki perilaku ekstrim dan itu didorong oleh orang tua mereka yang menginginkan anaknya memiliki karakter yang kuat atau apapun itu," ujarnya.
 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement