Jumat 22 May 2015 22:29 WIB

Ada Obat kanker dengan Efek Samping Minimal

Profesor Colin Raston memeriksa perangkat ‘vortex fluidic’ temuannya.
Foto: abc news
Profesor Colin Raston memeriksa perangkat ‘vortex fluidic’ temuannya.

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Peneliti dari Australia boleh berbangga. Pasalnya, telah ditemukan obat kanker dengan efek minimal.

Direktur Pusat Inovasi Kanker di Universitas Flinders, Adelaide, Profesor Ross McKinnon menyatakan jika hal tersebut berarti adanya kemajuan besar bagi pengobatan kanker. "Ini memberi kami penawaran metode alternatif di mana lebih banyak obat disalurkan ke tumor dan lebih sedikir obat yang disalurkan ke seluruh tubuh," ujarnya baru-baru ini.

Ia menambahkan, "Itu berarti efek samping yang lebih sedikit bagi pasien dan mudah-mudahan efek yang jauh lebih baik dalam hal respons tumor.”

Perangkat ini dapat memproses protein lebih efisien ketimbang metode saat ini, dengan kemungkinan konsekuensi yang besar bagi industri farmasi.

"Anda mengurangi jumlah sampah yang Anda hasilkan, Anda meningkatkan jumlah protein Anda dan Anda mengurangi waktu pemrosesan," kata Profesor Colin.

"Itu penting untuk mengembangkan proses yang menawarkan sebuah masa depan berkelanjutan, dalam hal meminimalkan dampak pada planet ini," sambungnya.

Lebih banyak perangkat ‘vortex fluidic’, kini, sedang dibuat dan beberapa di antaranya akan dikirim ke para peneliti yang berkolaborasi di seluruh Australia dan luar negeri.

Profesor Colin berharap, perangkat ini akan segera dijual di seluruh dunia.

"Universitas Flinders dalam proses untuk mendirikan sebuah perusahaan sehingga pada akhirnya - mudah-mudahan tahun ini - kami akan memiliki sebuah perusahaan di mana kami benar-benar menjual perangkat ini," sebutnya.

Ia lantas menerangkan, "Ada 10 ribu perguruan tinggi di dunia dan ini telah diterapkan dalam kimia, teknik, biologi, kedokteran, jadi ada banyak potensi di sana dan itu hanyalah untuk tujuan penelitian."

Perangkat ini sudah digunakan untuk memproduksi biodiesel.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-05-22/temuan-peneliti-australia-bisa-jadi-obat-kanker-yang-lebih-efektif/1450726
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement