Rabu 03 Jun 2015 22:13 WIB

Otoritas Australia Gagalkan 288 Warganya Berperang ke Timur Tengah

Red:
Imigrasi Australia
Foto: abc news
Imigrasi Australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton mengatakan pejabat kontra terorisme Australia berhasil mencegah 288 warga Australia pergi berperang ke Timur Tengah. 

Peter Dutton mengatakan pejabat kontra terorisme berhasil mencegah warga Australia yang hendak berangkat berperang ke Timur Tengah itu masuk ke pesawat atau mengeluarkan mereka dari pesawat sebelum pesawat yang digunakan mereka lepas landas.
 
Dia mengatakan otoritas Imigrasi juga telah mengawasi  100 ribu orang yang berusaha untuk meninggalkan Australia.
 
"Kami akan memberikan dukungan kepada petugas imigrasi karena mereka berhasil menghentikan orang-orang yang akan di berjuang di Timur Tengah," katanya baru-baru ini.
 
"Petugas Imigrasi berhasil menghentikan mereka ketika kembali ke negara ini dan pemerintahan ini, akan benar-benar mendukung petugas imigrasi dan kontra terorisme dalam berupaya mengamankan warga Australia."
 
Pernyataan Peter Dutton ini diungkapkan berbarengan dengan keberhasilan kementerian Imigrasi membatalkan penerbitan paspor bagi 18 orang yang diduga terlibat dalam kegiatan teroris selama 3 tahun terakhir.
 
Departemen Luar Negeri Australia mengatakan pihaknya juga telah menangguhkan paspor dari sembilan orang warga Australia lainnya pada Desember 2014 lalu.
 
Pejabat Departemen Luar Negeri menyatakan dalam sidang estimasi di senat sebanyak 118 paspor telah dibatalkan selama 2,5 tahun terakhir.
 
Pemerintah Federal Australia juga tengah mempertimbangkan sebuah usulan terpisah untuk mencabut status kewarganegaraan  warga Australia jika mereka diduha atau terbukti berperang untuk kelompok teroris.
 
Perdana Menteri Tony Abbott awal pekan ini berhadapan dengan koleganya di pemerintahan. Ini terjadi menyusul beredarnya rincian perdebatan di kalangan anggota kabinet mengenai proposal kontroversial untuk memberikan kewenangan bagi Menteri Imigrasi. Yakni, untuk mencabut kewarganegaraan warga Australia  yang terkait dengan terorisme yang artikelnya beredar akhir pekan lalu di surat kabar Fairfax.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement