Kamis 25 Jun 2015 21:59 WIB

Penemuan Baru: Antartika Bukan Sekedar Gurun Es yang Luas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah studi baru yang komprehensif soal keanekaragaman hayati di benua Antartika telah mengakhiri mitos bahwa benua luas tersebut hanya tertutup gurun es. Para ilmuwan menemukan wilayah ini jauh lebih memiliki keberagaman tumbuhan dan hewan dari temuan sebelumnya.

Laporan yang diterbitkan dalam jurnal 'Nature', menemukan adanya keragaman yang luar biasa antara benua Antartika dan Samudera Selatan.

Karenanya perlu upaya lebih untuk melindungi dan melestarikan spesies yang ditemukan di kawasan Antartika.

Profesor Steven Chown, peneliti dan penulis utama dari studi tersebut mengatakan mereka telah menemukan lebih dari 8.000 spesies di kawasan perairan benua Antartika.

"Jadi, jauh lebih banyak dari yang dipikirkan sebelumnya," kata Profesor Chown. "Keragaman yang benar-benar menakjubkan adalah pada jenis mikroba. Misalnya dalam sistem air tawar di Antartika, benar-benar memiliki keanekaragaman tertinggi dibandingkan di mana saja yang pernah kita pelajari," paparnya baru-baru ini.

Tim peneliti dipimpin oleh Monash University di Melbourne, Australia bekerja sama dengan British Antarctic Survey, Universitas Waikato dan Australian National University di Canberra.

Mereka juga menemukan spesies yang tidak biasa seperti laba-laba laut dan isopoda - yang semacam kutu kayu yang tinggal di laut.

Studi ini menemukan bidang perlindungan khusus di taman nasional di wilayah darat dan laut yang dilindungi di laut yang terlalu kecil dibandingkan dengan target global seperti Konvensi Rencana Strategis Keanekaragaman Hayati 2011-20.

Profesor Andrew Clarke dari British Antarctic Survey mengatakan salah satu tempat di Antartika yang menjadi perhatian ialah Laut Ross. Menurutnya daerah perairan ini membutuhkan perlindungan yang komprehensif.

"Ini adalah salah satu tempat terakhir di dunia dengan ekosistem laut yang relatif besar di planet ini," katanya.

Namun Profesor Chown mengatakan "cukup terkejut dengan jumlah proporsi kawasan lindung di Antartika yang termasuk rendah".

"Kawasan bebas es hanya 1,5 persen... sementara target global yang ditetapkan oleh konvensi keanekaragaman hayati pada tahun 2020, kita harus melakukan konservasi setidaknya 17 persen," ujar Profesor Chown.

"Ini menggambarkan seberapa jauh Antartika dari target tersebut."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement