Kamis 02 Jul 2015 19:15 WIB

Penanaman Pohon di Lahan Kering Libatkan 3.000 Relawan di Australia Selatan

Red:
Charlette Hill dan Bohdan Jelfs dari sekolah Eastern Fleurieu di Milang.
Foto: abc news
Charlette Hill dan Bohdan Jelfs dari sekolah Eastern Fleurieu di Milang.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA SELATAN -- Lebih dari satu juta bibit pohon telah ditanam di sekitar Danau Albert dan Alexandrina, Australia Selatan. Dalam lima tahun, program penanaman kembali ini sudah melibatkan 3.000 orang relawan, termasuk pelajar sekolah.

Proyek penanaman kembali di kawasan Danau Coorong Lower dan Murray Mouth, Australia Selatan. Program ini dilakukan sebagai upaya untuk memulihkan kawasan Fleurieu di Australia Selatan yang sebelumnya dilanda kekeringan.

Sudah lebih dari 70 kelompok masyarakat terlibat dalam proyek penanaman kembali, termasuk para pelajar sekolah, seperti pelajar dari sekolah Eastern Fleurieu di Milang.

Tak hanya itu, proyek ini juga digunakan sebagai penggalangan uang untuk membantu masalah-masalah di sekitar kawasan. "Saya menanam pohon supaya kita punya udara yang sehat dan habitat bagi hewan" kata Bohdan Jelfs, yang masih berusia enam tahun baru-baru ini.

Menurut Jelfs, ia terlibat dalam penghijauan taman, yang nantinya bisa menjadi habitat bagi kadal, ular, dan beberapa serangga.

"Hari ini ada 40 pelajar kami yang menanam 2.000 pohon. Ini juga jadi acara pengumpulan dana untuk sekolah, selain tentunya untuk menghijaukan kembali kawasan yang telah mengalami kekeringan," ujar Susannah Cook, kepala sekolah.

Proyek penghijauan yang telah berjalan lima tahun ini telah mendapatkan piala nasional untuk Perawatan Tanah Australia.

Di kawasan Currency Creek, selatan dari Milang, 160.000 bibit telah ditanam. Kawasan ini juga dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang unik.

Kawasan ini juga memberikan perlindungan bagi kehidupan satwa liar di musim kering dan dikenal sebagai daerah yang banyak mengumpulkan benih.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement