Selasa 07 Jul 2015 05:04 WIB

Investigasi Four Corners: Mafia Calabria Berhasil Susupi Pemerintahan Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, Investigasi yang dilakukan Program Four Corners ABC bersama kelompok media Fairfax berhasil mengungkap bahwa Mafia Calabria yang berasal dari Italia telah menyusupi berbagai level pemerintahan di Australia.

Seperti diberitakan dalam tayangan episode pertama laporan Four Corners pekan lalu, sejumlah politisi senior dari Partai Liberal diduga memiliki kaitan dengan mafia Calabria.

Kini, dalam seri kedua laporan itu yang ditayangkan Senin (6/7) malam, dilaporkan bahwa pihak berwajib gagal membubarkan "dewan direksi" Mafia Calabria di Australia.

Akibatnya, menurut laporan Four Corners, kelompok kejahatan terorganisir ini terus menjalankan bisnis narkoba, membangun hubungan dengan geng motor, serta menyusupi semua level pemerintahan.

Seorang jaksa antimafia bernama Dr Nicola Gratteri memperingatkan pada saat polisi di seluruh dunia dewasa ini fokus pada terorisme, tindak-tanduk Mafia Calabria justru tidak terdeteksi.

"Australia perlu menangani masalah mafia, 'masalah Ndrangheta dengan tidak mengukur masalahnya dari jumlah korban yang tewas," katanya.

Dr Gratteri mengatakan, pihak berwajib perlu mengawasi pasokan kokain yang terjadi di bar, pub dan klub malam lainnya.

"Sebab, siapa pun yang mengendalikan pasokan kokain, dengan penghasilan itu mereka membeli properti. Dengan cara itu mereka mengendalikan pasar, mengendalikan ekonomi," jelasnya.

Dalam laporan kedua Four Corners ini, jurnalis investigasi Nick McKenzie menyoroti kaitan antara sejumlah politisi Australia baik di tingkat lokal, mapun federal, dengan sosok Mafia Calabria.

Di antara politisi itu adalah mantan walikota salah satu kawasan di Perth serta seorang tokoh Partai Buruh dari Melbourne.

Dokumen polisi di New South Wales juga mengungkap bahwa Mafia Calabria membangun hubungan erat dengan geng motor Rebels dan Bandidos.

ABC memiliki bukti bahwa anggota Partai Buruh Victoria bernama Michael Teti, yang kini merupakan salah satu pejabat di Moreland City Council di Melbourne, bekerja menjalankan toko buah dan membantu urusan perbankan bos Mafia Calabria Frank Madafferi.

Meskipun tidak ada bukti bahwa Teti terlibat perdagangan narkoba, dia diduga kuat menyuplai senjata kepada seorang kaki tangan Madafferi yang kemudian digunakan untuk mengancam seorang wanita.

Teti belakangan terbukti bersalah membawa senjata di tempat umum dan dikenai hukuman berkelakuan baik.

Dokumen yang ada menunjukkan Teti bertindak sebagai penasehat bagi Madafferi saat bos mafia itu menghadapi tuntutan hukum terkait narkoba.

Madafferi diseret ke meja hijau menyusul terbongkarnya penyelundupan 4 ton pil ekstasi yang disimpan di dalam kaleng-kaleng tomat di tahun 2007.

Selama periode ini, Teti juga membantu salah seorang rekan Madafferi untuk mendapatkan pekerjaan di kantor Senator Australia saat  itu Mehmet Tillem.

Tidak bisa dipastikan apakah Tillem, yang kini tidak lagi menjadi senator, mengetahui bahwa Teti dan stafnya itu memiliki hubungan dengan Madafferi.

Kini Partai Buruh kepada ABC menyatakan, akan memproses keanggotaan Teti dan akan memecatnya dari partai.

Sementara Teti membantah semua tuduhan itu dan menyatakan hanya memiliki hubungan profesional dengan Madafferi.

Dokumen pengadilan dalam satu kasus di Italia menunjukkan jaksa di negara itu menuduh Tony Vallelonga, mantan Wali Kota Stirling di Perth, sebagai pemimpin sel Mafia Calabria di ibukota Australia Barat.

Dokumen pengadilan di Italia itu menuduh Vallelonga bertanggung jawab dalam "mengambil keputusan terpenting, mengeluarkan perintah dan menjatuhkan hukuman kepada anak buahnya".

Valleonga melalui pengacaranya menyampaikan pernyataan kepada ABC, tuduhan bahwa bekas walikota ini terlibat kriminal "sama sekali tidak berdasar."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement