Jumat 24 Jul 2015 13:22 WIB

Membicarakan Kematian Bisa Membuat Hidup Lebih Bahagia

Kematian (ilustrasi)
Foto: Kematian (ilustrasi)
Kematian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pakar sosiologi di Universitas New South Wales, Profesor Alex menyebut, kita seharusnya tak mengisolasi kematian dari kehidupan. "Kita tak seharusnya memisahkan keduanya karena mereka bekerja bersamaan," tuturnya, baru-baru ini.

Dampak terdekat dari sikap tak acuh terhadap kematian meliputi ketidakmampuan untuk memilih apakah akan meninggal di rumah atau membuat orang-orang terkasih semakin merasa kehilangan karena kematian anda datang tiba-tiba, ujar sang Profesor.

"Dalam tahap praktis, jika kita tak terbuka tentang apa yang terjadi dan tak peduli akan apa yang terjadi, kita tak akan bisa mengontrol segala situasi yang terjadi," utaranya.

"Kita semua punya kebutuhan berbeda pada akhir hidup - bukan satu model untuk semua. Kita mungkin tak tahu apa kebutuhan itu jika mereka tak pernah dibicarakan," kemuka Profesor Alex.

Ia mengatakan, ketakutan seseorang membuat kematian sulit dipikirkan, apalagi untuk membahasnya.

"Dihadapkan dengan akhir hidup dan kematian kita sendiri, ketakutan menghantui yang artinya kita melihat kemunculan tabu. Masyarakat tradisional, pada beberapa generasi yang lalu, memiliki berbagai cara untuk tak memikirkan kematian sebagai akhir," ungkapnya.

"Tapi, banyak kelompok masih saja punya keyakinan kuat pada hidup setelah mati dan karenanya itu bukan akhir," sambungna.

Ia lantas menambahkan, namun bagi sebagian besar orang, kurangnya sumber budaya untuk melogikakan mengapa kematian bukanlah pengalaman yang negatif, membuat hal ini sulit untuk dibincangkan.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-07-23/membicarakan-kematian-bisa-membuat-hidup-lebih-bahagia/1473426
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement