Kamis 30 Jul 2015 16:18 WIB

Susu Segar Australia di Supermarket Cina Rp 150 Ribu per Liter

Susu segar Australia dijual setara Rp 150 ribu per liter di supermarket Cina.
Foto: David Stoate
Susu segar Australia dijual setara Rp 150 ribu per liter di supermarket Cina.

REPUBLIKA.CO.ID,MELBOURNE -- Menurut peternak di Australia Barat, supermarket Cina menjual satu liter susu segar Australia seharga 15 dolar atau setara Rp 150 ribu.

Sedangkan satu kilogram daging sapi Wagyu Australia seharga 600 dolar atau setara Rp 6 juta. Produsen daging sapi di wilayah Kimberley, David Stoate mengatakan, ia melihat sendiri harga yang meroket itu dalam kunjungan terbarunya ke Cina ketika perjanjian perdagangan bebas dengan Australia diumumkan.

David, yang memiliki peternakan ‘Anna Plains’ di selatan Broome mengatakan walau kenyataan itu sulit dipercayai, kesempatan bagi produsen Australia sungguh besar.

"Saya memang melihat beberapa susu segar Australia dbandrol 15 dolar per liter dan beberapa daging steak Wagyu dibandrol 600 dolar per kilo," ujarnya.

"Ini menggambarkan pentingnya mengenalkan produk anda dan premi yang dikenakan pada produk impor, yang dianggap aman. Itu tentu harga yang cukup luar biasa."

David mengutarakan, harga daging sapi itu adalah untuk konsumen premium di pasar kelas atas, tapi konsumen China bersedia membayarnya.

"Anda tak bisa benar-benar mempercayainya, harga di sana begitu tinggi. Saya tentu mendengar tentang harga tinggi, tapi Anda tak memperkirakan itu sampai 15 dolar (Rp 150 ribu) per liter susu," tuturnya.

David mengemukakan, sementara harga tinggi itu berada di supermarket kelas atas, tetapi pasar ini tetap merupakan pengecer utama.

"Itu ada di supermarket dengan banyak pengunjung," katanya.

Ia menyampaikan, "Supermarket itu mungkin ditujukan untuk 1 atau 2 persen konsumen teratas di Shanghai, [tapi] jelas ada cukup banyak orang yang membeli barang itu, hanya untuk membenarkan harga tersebut."

David mengatakan, pertumbuhan tahunan di kelas menengah China melebihi jumlah penduduk Australia, sebuah fakta yang mewakili kesempatan besar bagi para produsen Australia.

Pasarnya begitu besar, jadi pendekatan terbaik bisa saja membentuk koperasi atau perusahaan bersama dengan importir China, tambahnya.

Ia juga mengutarakan, perjanjian perdagangan bebas dan harga daging sapi yang tinggi bisa menyebabkan lebih banyaknya peternakan sapi di Kimberle dijual, setelah konglomerat Australia, Gina Rinehart, membeli peternakan ‘Downs Fossil’ pada Ahad (26/7).

"Selama beberapa tahun terakhir, penjualan melambat terutama karena penurunan dalam industri ini," ungkapnya.

"Sepertinya planet bisa menyelaraskan diri dengan industri daging sapi di utara,” tambahnya.

Ia menjelaskan, "Kami pastinya sudah tersentak atas hubungan dagang dengan Indonesia saat ini, tapi meskipun demikian, itu bisa menjadi kesempatan bagi sebagian orang untuk mengambil peluang keluar jika harga untuk produk peternakan tetap kuat."

David mengatakan, ada rumor yang menyebut, beberapa penawar di peternakan Fossil Downs tertarik properti lain dan ia tak akan terkejut jika lebih banyak peternakan berpindah tangan.

"Satu-satunya hal di properti Kimberley adalah jumlahnya tak ada banyak dan mereka biasanya diikat secara erat, jadi kami harus melihat bagaimana semuanya berperan," tambahnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-07-30/harga-susu-segar-australia-di-supermarket-china-capai-rp-150-ribuliter/1475790
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement