Kamis 10 Sep 2015 06:17 WIB

Waspada, Tekanan Darah Tinggi Bisa Jadi Penyakit Autoimun

Sekitar 4 juta warga Australia menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Foto: iStockPhoto
Sekitar 4 juta warga Australia menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah studi terbaru menyebut hipertensi (tekanan darah tinggi) bisa menjadi penyakit autoimun (sistem kekebalan tubuh serang jaringan sehat).

Para ilmuwan mengatakan, penemuan itu mengarah ke cara-cara baru untuk mengatasi kondisi tersebut.

Kondisi tekanan darah tinggi mempengaruhi sekitar empat juta warga dewasa Australia, dan bagi beberapa dari mereka, penyakit ini sulit dikontrol dengan obat konvensional.

"Karena hipertensi sangat umum dan karena itu adalah penyebab utama serangan jantung, stroke dan penyebab utama gagal ginjal, diperkirakan sebenarnya hipertensi adalah faktor risiko biomedis yang paling penting sebagai penyebab kematian dan disabilitas di seluruh dunia,” jelas Profesor Grant Drummond dari Universitas Monash.

Meski faktor gaya hidup seperti obesitas, stres tinggi dan pola makan yang buruk merupakan faktor yang terkait dengan penyakit ini, penyebab pastinya belum diketahui.

Tapi Profesor Grant dan rekan-rekan penelitinya dari Universitas Monash sekarang percaya itu bisa menjadi penyakit autoimun (yang berasal dari sistem kekebalan tubuh yang berlebih).

Para ilmuwan menemukan merangsang sistem kekebalan tubuh pada tikus bisa menyebabkan hipertensi, sementara meredam respon kekebalan ini bisa mengembalikan tekanan darah kembali ke tingkat normal.

Professor Grant mengatakan, penemuan ini berpotensi membuka cara baru untuk mengobati kondisi tersebut.

"Dalam model laboratorim, kami telah menemukan rangsangan yang menyebabkan hipertensi sebenarnya menyebabkan peningkatan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang berlebihan," utaranya.

Ia menjelaskan, "Dan apa yang kami temukan lebih lanjut, antibodi ini tampaknya bersarang dalam dinding-dinding arteri dan memicu respon peradangan pada arteri tersebut, yang akhirnya mengarah ke luka-luka dan kaku pada arteri.”

"Dan tentu saja arteri yang kaku adalah salah satu pemicu dan penyebab hipertensi," tambahnya.

Peluang adanya imunisasi melawan hipertensi

Profesor Grant mengatakan, beberapa jenis sel B, atau sel-sel kekebalan tubuh, memproduksi antibodi berlebih dalam menanggapi faktor-faktor seperti asupan garam yang tinggi atau stres.

Para peneliti menemukan tikus yang dibiakkan tanpa sel B matang terlindung dari kemungkinan hipertensi, sementara memblokir aktivitas sel tersebut pada tikus normal menyebabkan kembalinya tekanan darah normal yang secara efektif menyembuhkan tikus dari hipertensi.

Profesor Grant mengatakan, ini bisa membantu merevolusi pengobatan bagi 15- persen penderita hipertensi yang resisten terhadap terapi obat konvensional.

"Jika kami akhirnya bisa mengidentifikasi anti-gen yang adalah protein, atau apapun itu di dinding pembuluh darah yang beralih pada sel-B ini, ada potensi di masa depan bahwa kami benar-benar bisa mengimunisasi sistem kekebalan tubuh pada pasien sehingga mereka tak pernah memiliki peluang hipertensi sama sekali,” ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-09-09/tekanan-darah-tinggi-bisa-disebabkan-kekebalan-tubuh-berlebih/1491180
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement