Jumat 09 Oct 2015 06:05 WIB

Telepon dan Sandi Tutupi Rencana Tempur ke Suriah

Amin Mohamen tengah disidang dengan 3 dakwaan yang menyebutnya bepergian ke luar negeri untuk terlibat perseteruan.
Foto: abc
Amin Mohamen tengah disidang dengan 3 dakwaan yang menyebutnya bepergian ke luar negeri untuk terlibat perseteruan.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dalam sebuah persidangan terungkap, seorang pria asal Melbourne menggunakan beberapa telepon dan sandi sebagai upaya menyembunyikan niatnya untuk melakukan perjalanan ke Suriah dan ikut perang di sana.

Amin Mohamed (25 tahun) tengah diadili atas tiga dakwaan membuat persiapan perjalanan ke luar negeri untuk terlibat perseteruan.

Pada hari terakhir sidangnya, jaksa Lesley Taylor mengatakan kepada juri, tiga jam penyadapan telepon yang disajikan selama dua pekan persidangan adalah bukti inti dari kasus melawan Amin ini.

Jaksa Lesley mengatakan, ‘tak adanya’ diskusi tentang pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah selama sadapan percakapan mengungkap tujuan sebenarnya dari rencana perjalanan Amin.

"Jika Amin Mohamed benar-benar akan ke Suriah untuk melakukan menjadi relawan, Anda mungkin berpikir bahwa akan ada beberapa pembahasan dari pihak yang mengatur perjalanan dan yang bepergian dengannya," sebutnya.

Ia menuturkan, "Anda mungkin berharap ada penjelasan di sana-sini, malahan Anda mungkin berharap ada serangkaian kata-kata. Tapi tak ada satu pun. Zip. Nada."

Jaksa Lesley mendesak juri untuk mengabaikan bukti yang diajukan Amin Mohamed, bahwa ia tak mengerti apa yang dimaksud si fasilitator perjalanan tertuduh ketika ia menggunakan kata-kata seperti "mati syahid" dan "mujahidin".

"Kami berpendapat bahwa ia tertutup, rahasia dan pembohong besar ketika ia harus ringkas, karena ia tak memiliki niat jujur untuk ditunjukkan," katanya.

Pengacara Amin, yakni Julian McMahon, menggambarkan kliennya sebagai pria normal yang memiliki pekerjaan mengantar koran ketika remaja dan ingin melakukan perjalanan ke Suriah untuk berhijrah atau praktik Muslim yakni bermigrasi ke sebuah negara Muslim untuk lebih dekat dengan agama bersama sepupunya.

Julian mengatakan kepada juri, kliennya terbuai ketika berbicara via telepon dengan seseorang yang jaksa tuduh sebagai fasilitator perjalanan ke Suriah, yakni pria Sydney- Hamdi Alqudsi.

"Ia terbuai dengan sandi dan ponsel. Tapi itu tak membuatnya jadi seorang penjahat dengan niat untuk pergi dan melampiaskan malapetaka di Suriah. Itu terus terang menggelikan," sebutnya.

Juri diharapkan mulai berunding pada Kamis (8/10). Amin Mohamed menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun jika terbukti bersalah.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-07/pria-melbourne-gunakan-telepon-dan-sandi-tutupi-rencana-tempur-ke-suriah/1500918
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement