Jumat 15 Jan 2016 06:17 WIB

Ikan akan Kehilangan Arah karena Karbon Dioksida Meningkat

Pemandangan bawah laut sekitar Pulau Kaliage
Foto: Nyanyu/PicnicHolic
Pemandangan bawah laut sekitar Pulau Kaliage

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bayangkan keadaan lautan di masa depan akan terasa lebih sepi, dan hal ini membuat hewan-hewan laut yang masih muda mengalami kesulitan melakukan navigasi. Ikan menggunakan gelombang suara untuk menemukan jalan mereka. 

Di bawah tingkat keasaman yang diperkirakan akan mencapai di akhir abad ini, larva ikan akan berhenti menanggapi isyarat pendengaran untuk mencari arah, seperti spesies yang ada saat ini. Laporan ini dilakukan oleh sejumlah ilmuwan, yang ditulis dalam jurnal Biology Letters.

Tingkat keasaman laut diketahui memiliki pengaruh kepada banyak jenis spesies di dalam laut, seperti baunya. Tapi dampaknya terhadap suara dan larva hewan laut masih belum diketahui.

Menurut Sir Ivan Nagelkerken, salah satu peneliti, laut dipenuhi dengan suara yang membawa informasi mengenai lokasi dan kualitas habitat.

"Lebih dari 95 persen dari hewan laut memiliki tahap larva dispersif, di mana larva hanyut dengan arus kemudian pergi kemana saja, selama beberapa hari atau sampai setahun, sebelum akhirnya menetap di habitat dewasa untuk kemudian menetas," jelas Naghelkerken.

Untuk memahami bagaimana air laut yang asam mempengaruhi hewan laut, tim yang dipimpin oleh Tullio Rossi, mahasiswa PhD melakukan perjalanan ke White Island di Selandia Baru. Tempat ini memiliki pengasaman laut yang diperkirakan akan sama dengan akhir abad ini.

"Kami mencatat keadaan suara di kawasan ini, kemudian dibandingkan kenyaringan dan komposisi suara dengan kawasan lain yang beberapa ratus meter jauhnya," jelas Rossi.

Daerah di sekitar kawasan tersebut diketahui lebih tenang.

"Saat tingkat keasaman tinggi, hutan kelp diganti dengan rumput ganggang. Hal ini menyebabkan perubahan dengan banyaknya hewan yang menghasilkan suara, seperti udang yang sekarang ada dimana-mana dan menjadi latar belakang dari keadaan suara di lautan."

Untuk memahami bagaimana pengasaman mempengaruhi preferensi pendengaran hewan laut, para peneliti mempelajari dampak dari meningkatnya kadar karbondioksida di habitat jenis ikan Argyrosomus japonicas.

Mereka menemukan bahwa larva berusia 25- 28-hari, yang telah terpapar karbondioksida dengan konsentrasi tinggi, telah menghindar dari kawasan dekat White Island. Sementara ikan yang telah terbiasa tercemar karbondioksida meresponnya dengan positif. 

Pengasaman laut dikenal bisa memperbesar ukuran otoliths, atau tulang telinga ikan, yang digunakan untuk pendengaran, orientasi dan keseimbangan.

Tulang telinga yang lebih besar akan meningkatkan jangkauan pendengaran larva ikan. Tetapi pendengaran pada ikan yang berada di kawasan dengan tingkat karbondioksida yang tinggi akan berdampak negatif oleh pengasaman laut, meskipun mereka sudah memiliki tulang telinga yang lebih besar.

Dari temuan ini, Dr Nagelkerken mengatakan spesies di masa depan harus terpaksa menggunakan isyarat lain untuk menavigasi. Meski isyarat ini belum tentu bisa diandalkan.Tak hanya itu isyarat lain, seperti penglihatan dan penciuman juga bisa mendapat negatif buruk dari pengasaman laut.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-14/ikan-di-lautan-akan-kehilangan-arah-karena-karbondioksida-meningkat/1535740
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement