Selasa 09 Feb 2016 18:13 WIB

Industri Bayi Tabung Australia Dianggap Menyesatkan dan Agresif

Bayi tabung (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Bayi tabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pelaku industri IVF atau bayi tabung mengkritik sejumlah klinik karena menggunakan klaim menyesatkan dan pemasaran yang agresif dalam sektor jutaan dolar yang makin berkembang ini.

Badan pengawasan konsumen Australia ACCC saat ini sedang meninjau puluhan klinik IVF di tengah meningkatnya keluhan akan kurangnya transparansi tingkat keberhasilan IVF. Para konsumen mengatakan, mereka berada dalam kegelapan tentang peluang untuk hamil di klinik yang berbeda.

"Kami pastinya menemukan bukti informasi yang ditampilkan di situs dan diberikan kepada konsumen yang kami pikir menyesatkan," kata Ketua ACCC, Rod Sims.

ACCC menjalankan latihan kepatuhan utama yang melihat bagaimana 34 klinik IVF di Australia menyajikan tingkat keberhasilan mereka. Rod mengatakan, salah satu perhatian khususnya adalah iklan komparatif. "Ketika klinik mengatakan 'kami memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dari klinik lain dan mereka begitu jelas bisa menyesatkan konsumen," ujarnya.

Dengan sistem jaminan kesehatan Australia Medicare tahun lalu membayar sekitar 242 juta dolar (atau setara Rp 2,4 triliun) untuk rabat teknologi reproduksi buatan, dan hampir 34 ribu perempuan mencari perawatan kesuburan, IVF telah menjadi bisnis besar.

Salah satu klinik terbesar di Australia, ‘Genea’, mengiklankan tempat mereka sebagai tempat yang memberikan para pasangan "sebuah kesempatan yang hampir lebih besar 40 persen untuk membawa pulang bayi" dengan membandingkan angka kelahiran hidup per transfer embrio dengan rata-rata klinik Australia lainnya, dengan mendasarkannya pada survei tahunan ANZARD (Database Reproduksi Buatan Australia dam Selandia Baru) Assisted Reproduction database) tentang sejumlah klinik IVF.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-02-09/industri-bayi-tabung-di-australia-dianggap-menyesatkan-dan-agresif/1545712
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement