Rabu 10 Feb 2016 12:14 WIB

Hewan yang Kita Anggap Lucu di Video Internet Sebenarnya Tersiksa

Kukang Jawa
Kukang Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bukan rahasia lagi video hewan selalu dicintai pengguna internet. Tapi tahukah anda apa yang sebenarnya dirasakan hewan-hewan dalam video tersebut?

Banyak pengguna internet yang kerajingan menonton video-video hewan yang lucu. Sebuah studi bahkan menemukan menonton video hewan lucu di saat istirahat bekerja bisa membuat para pekerja lebih produktif.

Tapi mungkin hanya sedikit diantara kita yang bertanya seperti apa di balik video-video tersebut? Bukan berlebihan jika sebenarnya ada 'penyiksaan' dan 'kekejaman' yang dialami hewan-hewan dari aksi yang kita anggap lucu.

Salah satunya adalah video kukang yang terlihat lucu dan menikmati saat digelitik. "Tapi apanya yang lucu jika anda tahu kalau menggelitik kukang tersebut sebenarnya sangat menyiksanya," ujar aktor Inggris Peter Egan dalam sebuah video kampanye.

Video kampanye tersebut mengajak agar orang yang melihat video mengelitik kukang tidak kemudian menganggapnya lucu dan ingin melakukannya. Dilaporkan akibat video ini terjadi perdagangan kukang, termasuk di Indonesia yang memperlakukan kukang dengan kejam sebelum diperjualbelikan.

"Kedua tangan kukang ke atas saat digelitik karena ia merasa ketakutan dan mencoba melindungi dirinya sendiri dengan mengumpulkan bisa dari kelenjar yang diproduksi di dalam sikunya," tambahnya.

Contoh lainnya adalah video katak yang disebut-sebut sebagai terlucu di dunia. Katak tersebut terlihat menggembung dengan suara yang dianggap 'menggemaskan'.

"Saya yakin sepenuhnya video ini adalah penyiksaan. Video ini memperlihatkan katak yang sedang ketakutan dan memberikan tanda bahaya," ujar Stuart Kozlowski, penjaga reptil di kebun binatang Taronga, Sydney.

Mungkin ada baiknya saat anda menganggap lucu sebuah video hewan, untuk kemudian berpikir secara kritis apa yang sebenarnya terjadi.

"Jika anda tidak yakin, mungkin jangan posting atau share (di Internet)," ujar Nicola Beynon, dari lembaga perlindungan hewan, World Animal Protection.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement