Ahad 14 Feb 2016 16:52 WIB

Puluhan Bangunan di Australia Tercemar Asbes Mematikan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ini serius. Lebih dari 50 bangunan di seluruh Australia diduga tercemar asbes illegal dari China. Masalah ini diperkirakan merupakan kasus ‘puncak gunung es’ saja dari maraknya penggunaan bahan bangunan mengandung asbes yang diimpor secara ilegal dari China.

CEO Agen Keamanan dan Pemusnahan Asbes, Peter Tighe mengatakan dia mengetahui ada 64 lokasi dimana lembaran serat asbes tercemar telah digunakan dalam konstruksi.
 
Otoritas keamanan lingkungan kerja Australia memonitor 17 lokasi di New South Wales, 13 di Queensland, 11 di Australia Selatan, dan 8 di Victoria. "Ini merupakan masalah yang terus berkembang dan tampaknya berpotensi untuk terus bertambah, sering dengan semakin banyaknya produk China yang diimpor ke Australia, karena dari hembusan angin dari pabrikan di Australia,” katanya baru-baru ini.
 
"Apa yang kita hadapi sekarang ini adalah indikasi yang bisa jadi hanya puncak gunung es dari masalah ini,”
 
Pemerintah Australia telah melarang impor asbes sejak lebih dari 10 tahun lalu. Tapi bahan bangunan yang mematikan ini masuk ke Australia dengan cara illegal dari negara-negara seperti China, dlam produk yang diklaim ‘bebas asbes’.
 
Produk bahan bangunan populer, seperti lembaran beton serat, merupakan salah satu keprihatinan. Kontraktor RJE Adelaide, mengatakan materi ini diimpor dari China untuk membuat lantai dari dua konstruksi di Australia Selatan. Uji coba yang dilakukan baru-baru ini memastikan kalau bahan bangunan itu tercemar asbes putih.
 
Tighe mengkhawatirkan para pekerja tanpa sengaja telah tercemar gelombang baru asbes.  "Pedagang muda kami tidak dilatih untuk menghadapi produk seperti ini, mereka mengira produk dari China itu bebas asbes.”
 
"Bahan bangunan mengandung asbes putih ini sangat membahayakan, bagi klien dan anggota masyarakat yang mungkin tidak secara sengaja terpapar ketika proses pemotongan, pemasangan atau manipulasi lain dari penggunaan produk semen asbes ini,”
 
Simon Pisoni dari Serikat Pekerja Komunikasi, Listrik dan Pemipaan mengaku sangat marah mengetahui asbes masih diimpor mengingat bahan bangunan itu sudah dilarang sejak 10 tahun yang lalu. "Kami melihat kerusakan dan berdampak pada mereka yang bekerja pada jenis bahan bangunan itu dan juga mengingat bahan bangunan itu masih bisa diimpor dan masih bisa terpapar asbes masih bisa terjadi itu sesuatu yang tidak bisa dimaafkan,” katanya.
 
Sementara itu Otoritas Kesehatan Kerja Australia Selatan mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan RJE pada rencana menyingkirkkan asbes di Australia Selatan, tapi produk tersebut sejauh ini tidak memicu kasus kesehatan. RJE sebelumnya mengatakan mereka tidak menolak kemungkinan pekerja yang memasang materi mengandung asbes itu akan terdampak.  Dikatakan kalau produk tersebut bebas asbes ketika dibeli dari China.
 
Menyikapi masalah ini, petugas Angkatam Perbatasan Australian (ABF) memastikan akan menyelidiki produk bahan bangunan impor dari China yang masuk ke Australia, begitu juga dengan krayon anak-anak dan juga suku cadang mobil.
 
ABF  mengatakan smeua kargo yang teridentifikasi membawa materi ‘beresiko tinggi’ secara fisik akan diteliti. Dan lembaga itu sekarang tengan memegang daftar lebih dari 40 produk, importir dan juga pembuatnya.
 
Siapa saja yang kedapatan mengimpor asbes akan dikenakan denda $170 ribu. Penyelidikan parlemen mengenai produk bahan bangunan yang tidak bisa dikonfirmasikan keamanannya akan diputuskan besok.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement