Kamis 21 Apr 2016 15:47 WIB

Australia Mengaku Mampu Luncurkan Serangan Siber

Hacker (ilustrasi)
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Australia telah mengakui untuk pertama kalinya memiliki kemampuan  meluncurkan serangan cyber (dunia maya).

Pengakuan ini muncul di saat Perdana Menteri Malcolm Turnbull memperkenalkan Strategi Keamanan Siber senilai 230 juta dolar AS (atau setara Rp 2,3 triliun), yang bertujuan menguatkan pertahanan Australia melawan serangan online pada individu, bisnis dan pemerintah yang diperkirakan menimbulkan biaya ekonomi sebesar 17 miliar dolar setahun (atau setara Rp 170 triliun) setahun.

Rencana lima tahap ini akan terus membangun kemitraan nasional antara pemerintah dan bisnis; memperkuat pertahanan; menunjuk seorang duta besar untuk mendorong terciptanya internet terbuka, bebas dan aman; mendorong inovasi melalui pusat pertumbuhan yang dipimpin industri; dan meningkatkan kesadaran serta mengembangkan pusat keunggulan.

Baca: Australia Anggarkan Satu Miliar Dolar demi Keamanan Siber

Australia adalah salah satu target utama dari serangan oportunis, penjahat dan negara-negara lain.

Tahun lalu, sebuah gangguan berbasis negara yang dialamatkan ke Biro Meteorologi Australia -- yang telah menginfeksi seluruh jaringan komputernya -- terungkap. Ancaman itu terus-menerus ada, bertujuan untuk mencuri informasi, dan akan menimbulkan biaya ratusan juta dolar untuk memperbaikinya.

Biro ini memiliki tautan langsung ke Departemen Pertahanan Australia dan beberapa pejabat mengatakan mereka percaya serangan siber itu diluncurkan dari Cina.

Pelanggaran keamanan siber tak pernah dikonfirmasi oleh pemerintah tetapi dipahami ada perdebatan aktif mengenai perlunya mengubah pendekatan itu, karena adanya permintaan yang meningkat terhadap bisnis untuk menjadi lebih transparan tentang serangan pada sistem mereka.

Dalam isyarat yang jelas, ada perubahan berpikir di bawah kepemimpinan Malcolm Turnbull, Australia mengumumkan  kapasitasnya untuk menyerang di dunia maya adalah bagian dari susunan pertahanannya.

Tercantum di halaman 21 dari Strategi Keamanan Siber, PM Turnbull menyatakan "Kemampuan defensif dan ofensif Australia di dunia maya memungkinkan kami untuk mencegah dan menanggapi ancaman serangan siber."

Ini adalah pertama kalinya Pemerintah Australia membuat pengakuan dan disebut-sebut hal ini adalah refleksi dari minat sang PM terhadap strategi siber dan ia sedang mencoba memecah sikap menghindari risiko birokrasi.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-21/australia-akui-mampu-luncurkan-serangan-cyber/1571992
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement