Kamis 30 Jun 2016 13:00 WIB

AS Minta Australia Terima Lebih Banyak Pengungsi

Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

DPresiden Barack Obama mengatakan Amerika Serikat akan meningkatkan penerimaan pengungsi, dan meminta negara lain termasuk Australia untuk melakukan hal serupa.

Ini dilakukan meski ada kekhawatiran bahwa para teroris akan menggunakan gelombang pengungsi untuk menyusup ke negara-negara Barat.

"Dari sekitar 800 ribu pengungsi yang diterima oleh Amerika Serikat sejak peristiwa 11 September (2001), tidak seorang pun yang terlibat dalam tindak terorisme domestik." kata Dutabesar Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power dalam wawancara khusus dengan ABC.

Namun ini tidak menghalangi para politisi di sana untuk mengkaitkan penyerangan di Orlando atau di San Bernardino terkait imigran — dalam dua peristiwa ini pelakunya adalah warga AS yang memiliki orang tua yang lahir di luar negeri dan istri dari pelaku di San Bernardino berasal dari Pakistan.

"Yang terjadi sikap kontraproduktif, menggunakan penggambaran ancaman yang tidak akurat untuk meminta perubahan kebijakan, sehingga mereka tidak bisa membedakan antara pengungsi dengan teroris dari dalam negeri." kata Power.

"Jadi bila itu diterapkan, adanya kebijakan yang membabibuta yang diterapkan oleh Amerika Serikat ketika saya masih kecil, akan membuat keluarga saya dan jutaan migran asal Irlandia tidak akan diijinkan masuk ke negara ini." tambah Power yang mengatakan keluarganya berasal dari Irlandia yang pindah ketika terjadinya konflik sektarian di sana di tahun 1970-an.

Presiden Obama akan mengadakan KTT mengenai Pengungsi, menjelang Sidang Majelis Umum PBB di New York 20 September, dimana dalam forum tersebut Obama akan menyerukan masyarakat internasional untuk menerima pengungsi lebih banyak termasuk Australia.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull sebelumnya mengatakan bahwa Australia sudah menerima jumlah pengungsi terbesar sejak berakhirnya perang dunia kedua.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Australia yang sudah menerima pengungsi, dan sekarang bertanya lagi 'apakah kalian bisa melakukannya lagi?, melihat bahwa seruan PBB untuk dana, baru mendapatkan 25 persen dari $ 28,22 miliar yang dibutuhkan, meihat bahwa gelombang pengungsi dari Suriah belum berakhir." kata Power.

"Dan hanya 30 dari 193 negara anggota PBB yang memiliki hubungan penempatan pengungsi lewat UNCHR."

Dubes AS untuk PBB Samantha Power Menurut Dubes Powe, lebih dari 800 ribu pengungsi yang masuk ke Amerika Serikat sejak 9/11 tidak terlibat dalam terorisme domestik.

ABC News

Seruan ini muncul di saat lebih dari separuh dari 50 negara bagian di Amerika Serikat menentang usaha membantu pengungsi Suriah.

"Kami memiliki suara di negara kami sendiri, dan gubernur, ada 30 gubernur yang mengatakan ' kami tidak mau pengungsi di negara bagian kami." tambahnya lagi.

Ketika ditanya mengenai apakah perbedaan pendapat akan membuat usaha Amerika Serikat menerima pengungsi lebih banyak, Power mengatakan Amerika Serikat berada di 'posisi yang baik."

"Kami meningkatkan penerimaan pengungsi menjadi 40 persen dalam dua tahun terakhir. Saya kira kita akan melihat angka tersebut akan meningkat terus." katanya.

"Kami juga adalah donor kemanusiaan terbesar di dunia. Jadi saya kira kami berada dalam posisi bagus, namun kami juga tahu bahwa kami berada di posisi lebih kuat, bila kami melakukan lebih banyak lagi."

"Jadi kami berusaha memenangkan debat di dalam negeri, agar secara politik kami bisa melakukan lebih banyak lagi."

Keamanan dan rasa takut merupakan dua masalah besar dalam masalah imigrasi dan pengungsi di Amerika Serikat.

Direktur FBI James Comey dalam dengar pendapat di Kongres mengatakan dia tidak bisa memberikan jaminan sepenuhnya bahwa tidak akan ada resiko sehubungan dengan penerimaan pengungsi.

"Yang saya maksudkan adalah ide untuk menghilangkan sama sekali resiko dalam hubungan dengan kebijakan publik tidak akan bisa dilakukan. Tidak ada diantara kita yang bisa melakukannya." kata Power.

"Saya kira dalam sejarah kami, pendapat seperti itu terus bermunculan. Mereka kadang berhasil mempengaruhi mayoritas warga Amerika (seperti di masa PD2, Korea, Vietnam, Hongaria, dan Irak).

"Kita kadang melihat ke belakang, dan menyesal bahwa kita mengikuti pendapat rasa takut tersebut."

Diterjemahkan Pukul 15:45 30/6/2016 oleh Sastra Wijaya. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement