Jumat 01 Jul 2016 10:30 WIB

Asal Usul Nama Keluarga Seseorang

Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

Kisah baru-baru ini mengenai tingginya presentase wanita Australia yang mengganti namanya setelah menikah membuat kami bertanya-tanya mengenai tradisi pemberian nama di kantor kami yang mulkultural. Kami mendapati ternyata pernikahan bukan satu-satunya hal yang mempengaruhi pemberian nama seseorang – konvensi, kebudayaan dan negara tempat tinggal semuanya ternyata berperan terhadap nama panggilan mereka sehari-hari.

Bagi warga China kelahiran  Australia Xiaoning Mo, Undang-undang pergantian nama setelah pernikahan masih menjadi hal yang mengejutkan buatnya. 

“Saya pindah ke Australia 10 tahun lalu dan saya sering dipanggil Chen yang merupakan nama keluarga suaminya,” katanya.

“Pada awalnya,  saya  sering  merasa tersinggung karena saya mandiri  dan Saya punya nama keluarga sendiri. Sekarang saya menyadari kalau itu bagian dari perubahan kebudayaan yang harus saya terima di Australia,” katanya.

 “Dan menariknya  di Australia sudah menjadi hal umum orang tua memberi nama bayi yang baru lahir dengan nama kakek atau kakek buyutnya. Sementara di China, ini merupakan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Kami bahkan tidak dibolehkan menyebut nama leluhur,  karena ini bisa dianggap tidak sopan. Kita menyebutnya ‘taboo’.

Xiaoning with husband Jack and children Cynthia and Oliver as they play under a tree in the sunshine. Xiaoning bersama dengan suaminya Jack dan anaknya Cynthia dan Oliver.

Supplied: Xiaoning Mo

Alex Khun mengatakan dalam kebudayaan Khmer wanita tetap mempertahankan nama keluarganya setelah menikah dan tergantung pada orang tua mereka untuk memilih mana nama panggilan yang akan diberikan pada anak-anaknya.

 “Beberapa orang tua menjadikan nama awal mereka sebagai nama keluarga bagi anak-anak mereka, Anda akan melihat pola nama keluarga anak yang menggunakan nama ayah,"katanya.

Tapi tidak ada aturan tertulis mengenai kebiasaan semacam itu, “Selain berasal dari tradisi lokal, Kamboja juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India, Hindu, Budha, Perancis, China dan lain-lain,” katanya.

"Meski kebanyakan orang Kamboja sangat serius dalam memberi nama anak, namun mereka dalam beberapa kasus ingin juga menghormati seseorang misalnya kakek mereka, maka dia akan menggunakan nama kakek mereka sebagai nama keluarga anak mereka. Namun ini murni semata urusan keluarga saja dan selama mereka juga menyukai nama yang diberikan untuk anaknya tersebut,”

Profile picture of Alex Khun Dalam kebudayaan Khmer seorang perempuan tidak pernah mengubah nama keluarga mereka," kata Alex Khun.

Supplied: Alex Khun

Sementara masa kecil Lili Tu telah mempengaruhinya dalam memilih nama belakang, bukan sebaliknya.

“Secara tradisional dalam kebudayaan Vietnam, ketika seorang wanita menikah mereka tidak akan mengganti nama keluarga,” katanya.

 “Misalnya, tante saya masih tetang menggunakan nama keluarganya Ta setelah bertahun-tahun menikah. Dan pada penggunaan sosial berdasarkan norma kebudayaan di Vietnam, Tante saya akan dipanggil sesuai dengan nama pertama suaminya, jadi tante dan paman saya dipanggil Bapak dan Ibu Lich.

“Kasus saya agak sedikit tidak biasa. Saya memilih menggunakan nama keluarga dari pasangan saya meskipun Kami belum secara resmi menikah, karena kombinasi nama keluarga pasangan saya dan nama keluarga saya berarti ‘nasib sial’ dalam Bahasa Vietnam. Saya akan mempertimbangkan hal itu juga ketika memberikan nama pada anak saya,” katanya.

Lili with her husband and three children against the backdrop of Sydney Harbour. Lili bersama dengan suami dan ketiga anaknya.

Supplied: Lili Tu

“Anak perempuan Saya akan sangat senang menentukan bagaimana memberikan nama pada anak-anaknya,” kata warga kelahiran Australia, Julie Ramsden, yang hanya memiliki satu orang anak.

“Dia akan memiliki nama pertama dari neneknya yang akan digabungkan dengan nama tengahnya dan nama keluarga dari orangtuanya yang akan disematkan dgn tanda penghubung dibagian nama belakangnya. Dia biasanya akan menjadi siswa dengan nama terpanjang di sekolahnya yakni, Jodi Jean Marie Ramsden-Maverick. Begitulah cerita dibalik namanya yang panjang,” katanya.

Mu Laing Thein menghadapi masalah yang sebaliknya ketika datang ke Australia dri Myanmar (Burma) pada tahun 2001 – namanya terlalu singkat. 

"Kami orang-orang Burma tidak memiliki nama keluarga,” katanya. “Jadi kami hanya menggunakan kata terakhir pada nama kami sebagai nama keluarga ketika harus mengisi formulir.”

Terkait kebiasaan memberikan nama pada anak biasanya merujuk pada nama kakek. “Jika kami memiliki nenek yang disukai maka kami akan mengambil sebagian dari namanya sebagai bentuk penghormatan tapi jika ternyata yang lebih pandai adalah kakek, maka kami akan menggunakan nama kakek,” papar Mu. 

“Jika kami memiliki beberapa orang anak maka kami akan mendistribusikan nama-nama kakek pada masing-masing anak,” tambahnya.

 “Didalam keluarga Saya kami diberinama menggunakan nama kakek dan nenek dari dua belah pihak orang tuanya. Tapi kami biasanya hal itu kami lakukan ketika kedua kakek dan nenek mereka sudah lama meninggal,” katanya.

Mu Laing Thein with husband Pah Du and daughter Keinry Vizinta Ban. Mu Laing Thein bersama dengan suaminya Pah Du dan anak perempuannya Keinry Vizinta Ban.

Supplied: Mu Laing

Erwin Renaldi Surahman yang berasal dari Bandung, juga harus menciptakan nama keluarga ketika ia mulai bepergian ke luar negeri.

"Sejujurnya, seperti banyak orang Indonesia lainnya, saya tidak benar-benar memiliki nama keluarga. Saya tahu nama terakhir ayah dan kakek saya, tapi itu benar-benar berbeda. Kami bahkan tidak memiliki nama keluarga, "katanya.

Ketika berusia 14 tahun, saya pergi melakukan Ibadah Haji dengan orang tua saya. Untuk keperluan visa, Pemerintah Arab Saudi mensyaratkan setidaknya saya memiliki 3 kata pada nama saya. Ketika itulah kami memutuskan untuk menambahkan kata ‘Surahman’ - nama terakhir ayah saya - untuk nama saya. 

“Saya tidak keberatan sama sekali ketika itu, sampai ketika saya tiba di Australia. Saya baru menyadari kalau di Australia, setiap nama terakhir selalu dianggap sebagai nama keluarga – dan akhirnya nama belakang saya itu digunakan untuk semua keperluan,” katanya.

“Terkadang saya suka ‘lupa’ nama terakhir saya, sehingga ketika orang memanggil saya ‘Mr Surahman’, dan saya selalu mengatakan kepada diri saya kalau “Tidak, nama saya ‘Renaldi’.”

“Saya mungkin akan mulai menggunakan nama ‘Renaldi’ sebagai nama keluarga saya sendiri. Saya akan memastikan anak-anak saya kelak akan memiliki nama yang sama sehingga mereka bisa mewarisinya pada keturunannya kelak. Selain itu, nama Renaldi terdengar lebih mudah untuk diucapkan bukan?” katanya.

Erwin Renaldi at his desk Erwin Renaldi menambahkan kata Surahman pada namanya ketika pertama kali pergi ke luar negeri.

Supplied: Erwin Renaldi

Sementara bagi David Hua mengubah namanya  ke aksara Roman membuatnya dapat menggunakan sejumlah variasi nama.

“Ayah saya China dan Ibu saya Vietnam dan nama keluarga saya diubah ke aksara Romawi dari pelafalan Vietnam,” katanya.
 “Versi lain dari nama keluarga Saya adalah XU setelah diubah ke aksara romawi dari dari Bahasa China Daratan Pinyin.”

 Hsu/ Shue (Bahasa Taiwan hasil Romanisasi Wade-Giles).

Hue/ Hui (Bahasa Hong Kong hasil Romanisasi pengdari dialek China Canton). Goh/ Koh (Malay/Singapore dari romanisasi Bahasa Hokkien/Teochew)

“Saya pernah pergi ke sebuah pesta bersama teman dan ternyata Kami semua memiliki nama keluarga yang sama dan Kami tidak mengetahui hal itu selama ini,”

Shivali Nayak tumbuh besar di Singapura dimana menurutnya memiliki banyak tradisi pemberian nama.

“Di Singapura banyak perempuan China mengambil nama keluarga suami atau ditulis dengan tanda penghubung pada nama mereka (misalnya, Tan-Chan),”katanya.

“Sementara warga India Tamil mengambil nama pertama suami mereka, dan orang Melayu muslim tidak mengubah nama mereka setahu saya,” katanya.

“Saya berasal dari komunitas India kecil dimana kami berlatih untuk mengadopsi nama keluarga dari ayah sebagai nama tengah, jadi begitulah saya kemudian 

diberikan nama oleh orang tua saya,”

“Di komunitas kami, ketika seorang perempuan menikah dia akan diberi nama oleh keluarga suaminya, Dia juga akan menanggalkan nama ayahnya dan mengadopsi nama keluarga dari suaminya. Kebanyakan perempuan di komunitas saya melakukan hal itu tanpa banyak pertimbangan,” katanya.

“Saya tidak mengganti nama keluarga saya ketika menika dan semua orang sempat mempermasalahkan hal itu ketika mengetahui saya tidak mengubah nama saya.. dan bagi saya itu sedikit lucu,”

 Saya satu-satunya orang di keluarga besar yang tidak mengubah nama saya, Orang tua Saya telah membesarkan saya dan telah memilihkan nama untuk saya dan nama keluarga bagi saya merupakan bagian dari diri saya sendiri, jadi sulit bagi saya untuk berpisah dengan nama lengkap saya.

Shivali with her dad (left) and husband Shankar Sundararajan (right). Shivali bersama dengan ayahnya (kiri) dan bersama dengan suaminya Shankar Sundararajan (kanan).

Supplied: Shivali Nayak

Di Kepulauan Solomon dan pada umumnya di Melanesia, tradisi pemberian nama cukup rumit, kata Sam Seke. “Semua itu tergantung dari daerah, kepulauan, suku atau kelompok bahasa seseorang berasal,” katanya.

Di beberapa masyarakat Patrilineal, mereka akan menggunakan nama patriarki yang diwariskan oleh anggota suku mereka  tetapi tidak semua, sedangkan di masyarakat matrilineal seperti di daerah asal Saya, secara tradisional kita tidak mengambil nama ayah kami.

"Nama kedua kami berasal dari nama salah satu paman kami, paman besar dan sebagainya  yang berasal dari pihak ibu kami. Karena kami menjadi milik dari suku dari ibu bukan dari garis suku ayah,:”

"Saat ini, sebagian besar orang Melanesia mengadopsi sistem tradisional Barat di mana mereka mengambil nama dari ayah mereka - dan pada saat menikah, wanita itu mengambil nama suaminya," kata Sam.

Tapi ada konvensi penamaan yang unik untuk bagian barat Guadalcanal dimana Sam berasal yang berbunyi  "Seseorang tidak dibolehkan memanggil saudara kandungnya  yang berjenis kelamin berbeda dengan namanya saja segera setelah seseorang mencapai pubertas" 

Dia mengatakan. "Seorang saudara kandung hanya bisa memanggil adiknya atau sebaliknya dengan nama panggilannya saja. Sedangkan keponakan dengan

sesama keponakan lainnya juga tidak diperbolehkan untuk memanggil paman atau bibi mereka di sisi ibu mereka dengan sebutan nama mereka."

“Saya akui ini memang sedikit aneh, tapi ini merupakan bagian dri kebudayaan dari daerah kami berasal dimana Anda harus menghormati mereka sampai-sampai Anda tidak dibolehkan memanggil nama asli mereka,”

Woman wears name tag that reads Ketika sebuah nama tidaklah sekedar sebuah nama?

ABC: Illustration by Julie Ramsden

Ailia Rizvi berasal dari Pakistan dan mengatakan, dia sering harus menjelaskan kepada Saudaranya mengapa namanya sangat panjang.

 “Saya memiliki 3 nama keluarga dan Satu nama awal. Memang tidak semua orang seperti saya di Pakistan tapi ini bagian dari bagaimana orang diberi nama di komunitas Saya,” katanya.

 “Nama lengkap Saya adalah Syeda Ailia Haider Rizvi.

“Syeda adalah nama keluarga tapi orang biasanya menempatkannya di awal dan ini menunjukan kasta Anda,”

“Ailia adalah nama pertama saya, Haider adalah nama keluarga dari ayah saya sedangkan Rizvi juga nama keluarga saya. Dan ini kembali berkaitan dengan kasta dan menunjukan kalau saya adalah keturunan dari Nabi Muhammad,”

“Saya tidak terlalu suka mengganti nama setelah menikah tapi seperti di India, kebanyakan perempuan di Pakistan juga melepaskan nama ayah mereka dan menggantinya dengan nama awal suami mereka atau nama keluarganya.

"Untungya hal ini sudah berubah, banyak sepupu dan teman saya juga masih menggunakan nama ayah mereka. Tapi jika saya diharuskan mengganti nama saya hanya akan mengganti nama ‘Haider’ saja.

Profile photo of Ailia Nama lengkap Ailia adalah Syeda Ailia Haider Rizvi.

Supplied: Ailia Rizvi

Warisan Bangsa Spanyol di Filipina masih mempengaruhi aturan pemberian nama bagi warga Filipina di mana Anda harus menjaga nama keluarga dari kedua orang tua, kata Chuck Cerillo.

"Dalam kasus saya, nama ibu saya adalah "Abarro’ dan nama keluarga ayah saya adalah" Cerrillo “ dan saya diberi nama "Rupert Chuck". Dengan demikian nama lengkap Saya menjadi Rupert Chuck Navarro Cerrillo. Jika Anda menggunakan sistem penamaan Filipina maka nama pemberian (given name) Anda akan menjadi ‘nama pertama/awal’ dan banyak orang di Filipina memiliki lebih dari satu nama pertama.

 "Nama tengah Anda adalah nama ibu dan nama belakang Anda adalah nama keluarga ayah. Ini berarti saudara saya dan saya memiliki nama tengah yang sama Abarro. Namun untuk acara formal, format nama Spanyol ini diberikan tanda khusus. Jadi nama saya menjadi Rupert Chuck Cerrillo y Abarro ( "y" berarti "dan").

Ketika isteri saya hamil dan kami mengetahui kalau bayi kami nanti akan berjenis kelamin laki-laki, kami memanggilnya Chuck Jr. Saya tidak mau begitu saja namanya jadi saya memilihkan nama panggilan yang berirama sama dengan nama saya. Dan kemudian terpikir nama "Zach"kependekan dari "Zachary".

Saya memutuskan untuk memberi Zach nama yang inisialnya akan membentuk singkatan rekursif (akronim yang merujuk pada dirinya sendiri). Saya harus memilih nama tengah yang diawali huruf A untuknya. Jadi kami memilih nama Adrian. Hal ini membuat inisial menjadi  Z. A. C, yang merinci tiga huruf pertama dari nama depannya.

Kerabat saya di Filipina belum mengetahui asal usul nama anak saya. Nama kecil isteri Saya adalah Ridao dan selama ini mereka berpikir bahwa nama lengkap Zach adalah Zachary Adrian Ridao Cerrillo. Sepertinya mereka sudah tahu sekarang?” katanya

Chuck at the beach, swimming with son Zach in his arms. Chuck bersama anak laki-lakinya Zach.

Supplied: Chuck Cerrillo

Clement Paligaru memperoleh nama keluarga berkat jiwa petualang. "Nama saya diberikan oleh kakek dari pihak ayah saya sebelum dia meninggalkan India," katanya.

"Nama keluarga dia sebenarnya adalah Palayadass. Dia membuat sebuah nama baru karena ia ingin pergi berpetualang dengan kapal ke Fiji."

"Dia akhirnya berhasil meresmikan nama keluarga barunya tersebut lantaran hal itu luput dari perhatian kedua saudara kandungnya – dua administrator distrik - yang akhirnya menandatangani surat ketika dia meninggalkan kampungnya. Jadi dia mengubah namanya menjadi Paligaru, tidak memberitahu siapa pun dan pergi berlayar ke laut lepas."

Black and white image of Clement's grandfather Kakek Clement mengubah nama keluarganya dari Palayadass to Paligaru.

Supplied: Clement Paligaru

Nama keluarga dari Janine Googan juga dipengaruhi oleh proses emigrasi.

“Ibu saya mengambil nama keluarga ayah saya yang sepengetahuan saya merupakan hal umum di kalangan masyarakat berlatar belakang kebudayaan China/Melayu seperti saya. Nama keluarga saya ‘Googan’ memiliki kisah yang cukup unik,” katanya.

“Kata itu berasal dari nama pertama dan nama tenggah dari kakeknya. Namanya adalah ‘Lau Gu Gan’. Orang China menulis nama mereka dengan nama akhir di bagian awal. Oleh karena itu ketika dia berimigrasi ke Australia dia diberi nama akhir ‘Googan’ ketimbang ‘Lau’.

Nama terakhir yang akan kita bahas dalam perdebatan mengenai asal usul nama panggilan kita adalah rekan kerja kami yang baru saja menikah Amy Grace. 

“Sebagai seseorang yang baru saja mengubah nama akhir mereka karena pernikahan, Saya kira hal itu akan berat dilakukan,”

“Dari sudut pandang Saya, nama memiliki makna yang lebih untuk kebutuhan praktis dan kontekstual saja, saya tidak merasa memiliki nostalgia kuat dengan nama 'Robinson' karena hanya sekedar saja.”

 "Sepertinya lebih praktis untuk berbagi nama dengan suami saya, daripada Robinsons, karena kita sudah berkomitmen untuk berpasangan seumur hidup. Nama apa yang kami gunakan dan dari mana asalnya itu tidak terlalu penting.”
  Amy Grace at her wedding, with husband Sam. Amy Robinson mengubah namanya menjadi Amy Grace setelah menikah dengan Sam.

Supplied: Amy Grace

*Sebagai catatan Carmel tetap menggunakan nama gadisnya (O’Keefe) ketika menikah dan suaminya tidak keberatan jika dipanggi dengan sebutan O’Keeffe jika diperlukan. Dan nama ini sangat bermanfaaat ketika mereka berlibur ke Irlandia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement