Sabtu 24 Sep 2016 05:07 WIB

Rencana Festival Cahaya Terbesar Australia Dikecam

Gambaran dari seniman bagaimana Parrtjima. festival cahaya akan terlihat di Pegunungan West MacDonell.
Foto: abc
Gambaran dari seniman bagaimana Parrtjima. festival cahaya akan terlihat di Pegunungan West MacDonell.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Festival Cahaya di Australia Tengah yang diperkirakan akan menelan biaya dua juta dolar AS atau sekitar Rp 20 miliar, telah mendapat banyak kritikan dari para pakar lingkungan dan warga Aborigin setempat.

Festival yang diberi nama Parrtjima: A Festival In Light disebut-sebut akan menjadi instalasi cahaya terbesar di Australia, dengan menggunakan cahaya dan suara dalam skala besar yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Festival cahaya yang akan berlangsung selama 10 hari ini rencananya akan mempromosikan "budaya Aborigin yang kaya di kawasan Central Australia" dengan melibatkan proyeksi cahaya dan gambar seluas 2,5 kilometer dari pegunungan West MacDonnell.

Tapi Mark Carter, pakar lingkungan dan pemandu alam liar mengatakan kawasan West MacDonnell Ranges, yang menjadi target proyeksi sinar laser menjadi habitat walabi jenis tertentu yang memiliki warna hitam pada bagian sisi tubuh dan kakinya.

Hewan bisa alami keguguran

Mark mengatakan laser membuat hewan menderita, yang akan aktif dalam perawatan, makan, kawin dan membesarkan anak-anak mereka pada saat-saat cahaya menunjukkan operasi.

Dia mengatakan cahaya lampu bisa menyebabkan hewan mengalami keguguran janin dan mengeluarkan bayi dari kantung mereka. "Ini adalah bagian dari sebuah kawasan yang telah mendapat status warisan dunia dan menjadi tempat berlindung bagi banyak satwa liar termasuk spesies yang seharusnya dilindungi, seperti walabi berkaki hitam," ujarnya.

"Mereka sangat rentan terhadap dampak dari rumah mereka, mereka termasuk hewan nokturnal sehingga penglihatan mereka sangat sensitif dan saya percaya tidak ada bukti Anda bisa menyinari matanya dengan sinar laser atau cahaya ap apun dengan intensitas tinggi di wajah mereka."

Mark mengatakan kawasan itu menjadi area bersarang bagi burung pemangsa seperti elang jenis peregrine. Menurutnya, pihak penyelenggara acara tidak memikirkan hal tersebut saat merencanakan acara dan menyerukan agar orang-orang memboikotnya. Badan yang mengurusi hewan-hewan, RSPCA Australia juga telah dilibatkan dalam perdebatan.

Juru bicara RSPCA mengatakan mereka ingin melihat bukti kuat dari kesejahteraan burung dan hewan di daerah yang telah dipertimbangkan. Andrew Hooper, General Manager dari NT Major Events sebagai pihak penyelenggara, mengatakan sejumlah langkah yang diperlukan telah diambil untuk memastikan jika hewan lokal tidak akan terpengaruh.

Dia mengatakan teknologi sinar laser yang digunakan adalah aman dan tidak menggunakan pinpoint atau laser jenis hot-beam. "Kenyataannya, pengujian telah membuktikan bahwa dampak dari laser yang diproyeksikan ke kawasan MacDonnell Ranges sendiri cukup luas penyebarannya, sehingga tidak terkonsentrasi," katanya.

'Harus menceritakan dengan benar'

Doris Stuart, sesepuh pemangku adat di Alice Springs juga mengkritik acara tersebut. Ia mengatakan kisah suci Arrernte di wilayah Alice Springs telah diabaikan.

"Saya mengatakan kepada mereka dari awal bahwa mereka harus menceritakan dengan benar. Itu hal yang paling penting ketika Anda mempermainkan situs suci yang memiliki arti segalanya bagi warga pemilik tanah ini." kata Doris.

Tapi Doris mengatakan mereka telah berkonsultasi secara luas dengan sejumlah kelompok adat dan pemangku tanah tradisional, dan telah memilih berbagai kisah untuk diilustrasikan dalam proyeksi cahaya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/festival-cahaya-dikecam/7871592
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement