REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mantan diplomat Cina Chen Yonglin memperingatkan meningkatnya jumlah mata-mata yang bekerja untuk kepentingan Beijing di Australia saat ini. Pada 2005, Chen berhenti menjadi diplomat dan membuat pernyataan yang menjadi perhatian karena menyebut Pemerintah Cina mengoperasikan jaringan "1.000 lebih agen rahasia Cina dan informan di Australia".
Mantan diplomat yang kini bekerja sebagai pengusaha, memperingatkan jumlah agen rahasia Cina terus meningkat sejak dia mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri negara itu.
"Tentunya ada peningkatan setelah 10 tahun, sebab Cina sekarang merupakan pemerintahan paling kaya di dunia. Mereka tentunya memiliki dana, mereka tentunya mampu membiayai pertambahan besar jumlah mata-mata di sini," kata Chen kepada ABC News.
Dia menambahkan, pertambahan itu pada umumnya terjadi untuk informan lepas yang menyiapkan bahan-bahan intelijen sangat penting ke Beijing. Sejak berhasil meminta suaka di Australia, Chen menyatakan dia semakin khawatir dengan pengaruh Beijing di negara barunya ini.
Menurut dia, salah satu kekhawatirannya adanya keputusan tahun lalu untuk meloloskan penyewaan Pelabuhan Darwin kepada perusahaan Cina Landbridge selama 99 tahun.
"Saya kira itu sangat tolol. Semua orang tahu Pelabuhan Darwin penting secara strategis dan menahan invasi dari utara," katanya.
Chen juga menyoroti sejumlah aktivis yang turun ke jalan menyatakan dukungannya bagi ekspansi militer Cina di Laut China Selatan. "Mayoritas perwakilan komunitas Cina (di Australia) bekerja bagi Pemerintah Cina," ujarnya.