Selasa 22 Nov 2016 14:55 WIB

'Badai Asma' Landa Melbourne karena Angin Sebarkan Serbuk

Penderita asma
Foto: Boldsky
Penderita asma

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dinas Ambulans Victoria mengatakan dua orang meninggal, Senin malam (21/11) di Melbourne, Australia karena gangguan pernapasan setelah terjadinya apa yang disebut "Badai Asma" dimana rumah sakit didatangi begitu banyak penderita asma.

Badai hebat melanda Melbourne Senin malam setelah sepanjang hari suhu udara berada di atas 30 derajat. Angin kencang ini merusak sejumlah gedung, membuat pohon bertumbangan dan juga menyebarkan serbuk tanaman yang pada gilirannya meningkatkan serangan asma.

Petugas pemadam kebakaran dan polisi harus membantu petugas paramedis untuk menangani ribuan panggilan darurat karena badai itu meningkatkan serangan asma bagi warga Victoria. Salah seorang manajer Ambulance Victoria, Mick Stephenson mengatakan sedikitnya dua orang meninggal.

"Kami mengetahui dua kasus tersebut, dan pasti ada juga orang lain yang meninggal di Victoria kemarin. Apakah ini ada hubungannya dengan fenomena badai tersebut, kami belum tahu. Kami harus mengkaji setiap insiden, dan seperti saya bilang, nantinya baru kami akan mengerti apakah ini ada hubungannya atau tidak," katanya.

Stephenson mengatakan ada sekitar 2.000 panggilan telepon darurat ke nomor 000 antara pukul 18.00 sampai 23.00 malam, tujuh kali lebih tinggi dari biasanya.

"Kami sempat kehabisan Ventolin"

Rumah Sakit St Vincent di kawasan Fitzroy dipenuhi dengan pasien yang mendatangi ruang gawat darurat dan rumah sakit tersebut sempat kehabisan Ventolin, alat untuk mengurangi serangan asma.

"Dokter jaga mengatakan tidak saja mereka belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, mereka juga tidak pernah melihat begitu banyak orang datang dengan kondisi yang sama," kata juru bicara rumah sakit Kathy Bowlen.

"Kami sempat mempertimbangkan untuk membuka ruang gawat darurat baru. Kami akhirnya harus menggunakan ruangan yang biasa digunakan menerima pasien harian. Kami sempat kehabisan Ventolin," katanya.

Rumah sakit sempat memberlakukan keadaan darurat (Code Brown) untuk menyediakan tempat tidur bagi para pasien yang betul-betul memerlukan pertolongan darurat. Andrew Walby, salah seorang direktur rumah sakit mengatakan sepanjang pengetahuannya baru pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, Code Brown diberlakukan.

"Ada seorang pasien yang tidak mampu melakukan pernapasan sendiri, dan akhirnya harus dibantu dengan alat bantu pernapasan dan masuk ke ruang perawatan intensif," kata Walby.

Stephenson dari Dinas Ambulans Victoria mengatakan sekitar 60 orang awak ambulans dipanggil untuk membantu dan para manajer harus juga turun langsung ke lapangan. "Pada dasarnya apa yang biasanya kami kerjakan selama satu hari, dikerjakan dalam waktu lima jam," kata Stephenson.

"Dalam masa 15 menit dari pukul 19.00, dimana biasanya kami menerima 30 telepon panggilan darurat 000, yang masuk adalah 200 panggilan, jadi tiap 4,5 detik. Ini adalah peningkatan luar biasa, dan peningkatan yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif pendek," katanya.

Direktur Asthma Victoria Robin Auld mengatakan mereka yang alergi terhadap rumput adalah yang paling rentan terkena serangan 'badai asma' ini. "Khususnya di musim sekarang ini, kalau Anda punya reaksi alergi, gunakan obat yang ada untuk mencegah serangan, dan bicara dengan dokter anda mengenai bagaimana menggunakan obat yang tepat," kata Auld.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/serangan-asma-di-melbourne/8045276
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement