Kamis 08 Dec 2016 15:45 WIB

"Jangan Sampai Ada Satu Puing yang tidak Dilacak"

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hazliansyah
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).
Foto: AP/Heri Juanda
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Status tanggap darurat pascaterjadinya gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh, akan berlaku hingga 14 hari ke depan. Tepatnya mulai 7 Desember hingga 20 Desember 2016.

Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Arifin Muhammad Hadi mengatakan, dalam masa tanggap darurat, tujuh hari pertama akan difokuskan pada proses pencarian dan penyelamatan korban. Hal ini agar tim dapat menemukan korban yang masih tertimbun.

"Kami tidak tahu berapa banyak korban yang masih ada di bawah reruntuhan sehingga harus dipastikan dan disisir setiap puingnya, jangan sampai ada satu puing yang tidak dilacak," ujar Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Arifin Muhammad Hadi kepada Republika.co.id, Kamis (8/12).

Selain upaya pencarian dan penyelamatan korban, PMI juga menekankan pada upaya penyediaan kebutuhan bagi para pengungsi. Arifin menyebut saat ini ada 2.000 pengungsi. Namun kebutuhan warga yang memilih kembali ke tempat tinggalnya juga akan diperhatikan.

Saat di lokasi, PMI bekerja di bawah komando Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya. Beberapa kebutuhan yang disediakan antara lain dapur umum dan mobilisasi tangki air bersih. Nantinya akan ada tambahan lima tangki air bersih dari DKI Jakarta sehingga total ada sepuluh tangki yang didistribusikan di delapan kecamatan di Pidie Jaya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ‎gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) mengguncang Pidie Jaya dan sekitarnya pada Rabu (7/12). Laporan dari BPBA Aceh dan BPBD Pidie Jaya di pencatatan pusat, hingga Kamis (8/12) pukul 09.00 WIB jumlah korban 102 orang tewas, 700-an luka-luka dan 3.267 masyarakat mengungsi akibat gempa 6,5 Skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireueun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement