Senin 27 Mar 2017 23:05 WIB

Operasi Bersama Cina-Australia Sita Rp 1 Triliun Sabu

Beberapa orang ditahan berkenaan dengan shabu shabu di Australia dan Cina.
Foto: ABC
Beberapa orang ditahan berkenaan dengan shabu shabu di Australia dan Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah pengapalan narkoba jenis crystal methamphetamine yang dikenal dengan nama sabu-sabu bernilai lebih dari 100 juta dolar AS (Rp 1 triliun) berhasil disita dalam operasi bersama Cina-Australia, dengan penahanan lima tersangka.

Polisi Federal Australia (AFP) mendapat informasi setelah kepolisian Cina menyita lebih dari 101 Kg sabu-sabu, yang disembunyikan di dalam kontainer kapal dengan tujuan Sydney. Narkoba ini disembunyikan di lantai dasar kontainer, dalam kapal yang bermuatan baja, yang akan meninggalkan Pelabuhan Yantian di provinsi Guangdong, Cina.

Pihak berwenang bisa menelurusi perjalanan kontainer kosong itu ke sebuah alamat di Revesby di Sydney Barat Daya dan kemudian menahan seorang pria warga Fiji berusia 22 tahun. Dua pria lainnya, seorang warga Australia berusia 38 tahun, dan seorng warga Hong Kong berusia 42 tahun, ditahan dan ketiganya dikenai tuduhan mengirim narkoba.

Menurut Detective Acting Superintendent Luke Needham dari AFP, semua ini adalah karena kerjasama yang erat antara kepolisian Cina dan Australia. "Kami memiliki kemitraan yang unik dengan pihak berwenang China lewat Gugus Tugas Blaze," katanya.

"Mereka memberikan data intelejen yang banyak kepada pihak berwenang Australia yang memungkinkan kami melakukan penyelidikan di Australia."

"Sejak pembentukan Gugus Tugas Blaze di tahun 2015, kami sudah berhasil mencegah sekitar tujuh ton narkoba dijual di Australia."

Dua priad lainnya, seorang warga China dan seorang warga Hong Kong ditahan di  Cina.

Kerja sama data intelijen penting dalam memerangi kejahatan terorganisir

Polisi di Australia mengatakan operasi bersama ini dengan kerjasama di bidang intelejen antara Cina dan Australia, memungkinkan mereka masuk ke dalam jantung kelompok kejahatan terorganisir. Commander Tim Fitzgerald dari AFP mengatakan ini memungkinkan pihak berwenang Australia mencari sindikat kriminal di negara asal mereka.

"Yang ada sekarang ini adalah badan penjaga perbatasan, yang bekerja melewati batas yang ada," katanya.

"Mereka bekerja di dalam wilayah perbatasan, di wilayah perbatasan itu sendiri, dan juga sekarang melewati perbatasan untuk mengejar sindikat terorganisir."

Detective Superintendent Scott Cook dari Kepolisian NSW mengatakan narkoba adalah hanya salah satu dari komodit yang dibawa oleh berbagai kelompok kriminal.

"Pada akhirnya mereka mencari uang, dan komoditi apa yang bisa menghasilkan uang tidak lah penting."

"Ini bukan sekedar penangkapan, ini tidak sekedar masalah narkoba, ini adalah pencucian uang, ini adalah masalah dampak buruk terhadap masyarakat," kata Cook.

Diterjemahkan pukul 15:30 AEST 27/3/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/operasi-bersama-china-australia-sita-shabu-shabu/8390348
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement