Kamis 20 Apr 2017 06:15 WIB

Cara Warga Aborigin Lestarikan Bahasa Lokal yang Terancam Punah

Grant Mathumba Thompson belajar Bahasa Ngandi dari tantenya, Cherry Wulumirr Daniels.
Foto: ABC
Grant Mathumba Thompson belajar Bahasa Ngandi dari tantenya, Cherry Wulumirr Daniels.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Di dalam komunitas Aborijin Ngukurr yang terletak di Wilayah Utara Australia (NT), bahasa Ngandi yang terancam punah tengah diwariskan ke generasi muda oleh ahli bahasa yang tersisa.Grant Mathumba Thompson tak memiliki kesempatan untuk belajar bahasa Ngandi saat tumbuh besar, meski itu menjadi Bahasa sehari-hari sang ibu dan kakek-neneknya.

Tante-nya, yakni Cherry Wulumirr Daniels, mulai mengajarinya bahasa Ngandi dan bahasa tradisional lainnya, sehingga mereka bisa mengadakan kelas di sekolah setempat.

"Mengetahui, belajar Bahasa ini telah menyelamatkan hidup saya dengan cara yang tak bisa saya pikirkan. Ini memberi saya tanggung jawab. Ini memberi saya begitu banyak hal untuk dinanti,” ungkap Grant Mathumba.

Ajarkan anak-anak

Bahasa utama yang digunakan di Ngukurr adalah Kriol tapi setidaknya ada tujuh bahasa tradisional yang terancam punah di wilayah tersebut, termasuk Ngandi, Marra, Wägilak / Ritharrngu, Ngalakgan, Rembarrnga, Nunggubuyu dan Alawa. Cherry dan Grant Mathumba bekerja di Pusat Bahasa Ngukurr, sebuah organisasi non-profit yang mencoba untuk merevitalisasi bahasa tersebut.

Sebagai pembicara bahasa Ngandi fasih yang tersisa, Cherry mengatakan, tanggung jawab untuk mewariskan bahasa ini begitu luar biasa. "Kadang-kadang saya merasa saya tak bisa mengajar lagi, tapi kemudian itu menghantui saya, saya harus mengajarkan anak-anak saya," tuturnya.

"Siapa yang akan menjadi Cherry berikutnya, untuk mengambil alih apa yang saya lakukan sekarang? Saya khawatir tentang masa depan, apa yang akan terjadi ketika saya tiada," katanya.

Anak-Anak
Anak-anak belajar Bahasa Ngandi dalam kelas yang dijalankan oleh Pusat Bahasa Ngukurr.

ABC News: Felicity James

Bahasa seperti oksigen

Belajar Bahasa Ngandi telah membantu untuk bercerita, memahami tanah adat, cuaca dan arah yang dipilih burung untuk terbang, menurut Grant Mathumba. "Anda menemukan diri Anda di laut dalam dan untuk sampai ke dasar, bahasa saya, Ngandi, seperti oksigen," sebutnya.

Ia berujar, "Sebelum Anda sampai ke dasar, Anda menyadari betapa indahnya laut itu -penuh dengan makhluk indah, begitulah indahnya bahasa Ngandi untuk saya, mempelajari bahasa saya."

Pusat Bahasa Ngandi telah mengadakan kelas bahasa Ngandi di setiap kelas di sekolah dasar selama 30 menit seminggu sekali.

Grant Mathumba Thompson
Grant Mathumba Thompson mengajar Bahasa Ngandi ke siswa sekolah di Ngukurr.

ABC News: Felicity James

Menurut koordinatornya, Jackie van den Bos, pusat bahasa ini tak didanai untuk menjalankan program sekolah. "Ini semua tak didanai. Semua persiapan tak didanai. Sekolah tak memiliki uang untuk membayar kami, jadi kami hanya bisa menjalankan separuh pelajaran kami dari kelas transisi hingga kelas 6,” ujarnya.

"Ini benar-benar merepotkan kami," imbuhnya.

Van den Bos mengatakan, ia khawatir pusat bahasa tersebut harus menghentikan program mereka di sekolah jika kelas-kelas yang diselenggarakan tak segera menerima dukungan dari Departemen Pendidikan NT.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Pendidikan NT mengatakan, pihaknya mengakui pentingnya para siswa untuk belajar bahasa lokal, dan diskusi formal tentang program tersebut akan diadakan antara sekolah dengan Pusat Bahasa Ngukurr semester ini.

Diterbitkan Rabu 19 April 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/wisata-nad-budaya/perjuangan-ajarkan-bahasa-lokal-yang-terancam-punah-di-komunita/8451730
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement