Selasa 16 May 2017 17:38 WIB

Begini Nasib Produk Segar tak Laku di Pasar Australia

Warga mengantre di Pasar Fyshwick, Australia pada Ahad sore untuk mendapat diskon besar-besaran.
Foto: ABC
Warga mengantre di Pasar Fyshwick, Australia pada Ahad sore untuk mendapat diskon besar-besaran.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ibu Kota Australia, Canberra memiliki beberapa pasar produk segar yang hanya berdagang beberapa hari saja dalam sepekan.

Janet Reynolds dari daerah Queanbeyan, Kawasan Ibukota Australia (ACT), biasa berbelanja di Fyshwick Markets saat buka pada Kamis. Tapi di suatu pekan, ia mampir di Ahad

"Saya melihat ada banyak produk segar yang tersisa dan saya pikir mereka tidak akan pernah menjual menjelang pasar tutup," katanya.

Janet meminta program ABC, Curious Canberra, untuk mencari tahu apa yang terjadi pada sisa-sisa dan produk makanan. "Saya menganggapnya produk tersebut dikirim ke panti tunawisma atau organisasi yang membutuhkan ... saya tidak berpikir kalau produk makanan akan dibuang."

Canberra memiliki dua pasar produk-produk segar, yang buka empat hari dalam seminggu, yakni, di Fyshwick dan Belconnen, dan beberapa pasar tradisional kecil milik petani, yang buka di akhir pekan. Setiap pasar mengelola kelebihan produk-produk buah dan sayuran dengan cara berbeda.

Idealnya, tidak banyak sisa produk

Di Pasar Fyshwick, para pemilik toko produk segar mengatakan mereka selalu berusaha untuk meminimalkan limbah makanan. "Pada akhirnya, ini semua adalah soal mendapatkan keuntungan dalam bisnis ini," Ken Irvine dari toko Ziggys Fresh mengatakan.

Ia memeriksa ramalan cuaca, meninjau catatan penjualan dari tahun sebelumnya, dan mencatat hari-hari libur, sebelum memesan buah dan sayuran dalam sepekan. "Anda tidak akan membeli semangka, jika cuaca akan dua derajat dan Anda tidak akan membeli kembang kol saat suhu udara 40 derajat," kata Irvine.

Tapi tetap ini adalah perkiraan yang harus dipelajari. Ken menilai kembali pasokannya pada tengah hari di Ahad. Hari Minggu adalah hari terakhir perdagangan di pasar, hingga hari Kamis berikutnya baru buka kembali.

"Jika ini menjadi benar-benar menjadi masalah ... kita akan menurunkan harganya cukup dramatis di awal-awal. Di luar itu, sekitar pukul tiga sore kita mulai menurunkan harga semuanya," katanya.

Anda ingin melihat pergi kemana produk-produk yang tak laku terjual di sejumlah pasar di Australia? Tonton videonya di sini.

Empty shelves at Fyshwick Markets
Sejam sebelum pasar Fyshwick tutup, rak-rak toko sudah terlihat kosong.

ABC News: Sonya Gee

Langkah ini menjadi strategi yang efektif dan pada pukul 4 sore, Pasar Fyshwick ramai dengan para penjual menarik para pembeli dan para pembeli bersedia mengantre untuk menawar. "Persentase yang tersisa [sekitar 17.30] umumnya sangat kecil. Sekitar satu persen atau kurang," kata Ken.

Warga yang penasaran soal kemana produk pasar yang tak terjual, berharap produk-produk segar sisa diberikan kepada tunawisma di Canberra.

"Kami mendapat pertanyaan aneh tentang apa yang terjadi pada akhir minggu dan sejujurnya, kami katakan hanya ada sedikit sampah makanan, baik laku dijual atau diberikan kepada badan amal," Barbara Irvine dari toko Wiffens mengatakan.

Barbara adalah ipar Ken, tapi bisnis mereka terpisah. Seperti beberapa toko di pasar itu, Wiffens menjual produk grosir, yang terus berdagang di luar jam buka pasar.

Produk yang tersisa diberikan kepada Stasia Dabrowski, dijuluki sebagai 'soup kitchen lady' milik Canberra, yang mengunjungi toko Wiffens setiap akhir pekan. "Makanan harus digunakan," kata Barbara.

"Anda akan melihat orang datang mencari dedaunan untuk ayam mereka... dedaunan sebagai sisa dari produk pun dicari."

Nancy Harrison inside her gourmet food shop at the Belconnen Markets.
Nancy Harrison pemilik produk makanan 'gourmet' di Pasar Belconnen dan mendonasikan sebagian produknya.

ABC News: Sonya Gee

Nancy Harrison, yang memiliki toko Food Lovers di Belconnen Markets, memiliki pendekatan serupa. "Makanan hanya dibuang saat tidak aman," katanya sambil mengacu pada daging, ikan dan susu yang kadaluarsa.

Ia memeriksa stoknya secara teratur, melihat-lihat produk yang mendekati tanggal kedaluwarsa untuk diberikan kepada warga sekitar yang membutuhkan.

Pemilik toko Belconnen lainnya juga menyumbangkan makanan pada akhir pekan. "Kami memiliki kelompok yang datang pada hari Minggu malam, mereka berasal dari St Vincent De Paul," kata Nancy.

"Mereka punya kotak, mereka membagi-bagi [sumbangannya] dan membawanya langsung ke keluarga yang membutuhkan."

Di tahun-tahun yang lalu, Nancy sangat bergantung pada sebuah yayasan yang memasok makanan, saat ia tinggal di sebuah tempat penampungan, bersama kedua putrinya yang masih muda. "Saya melihat dimana saya dulu dan sekarang, semuanya sangat berbeda, jadi jika saya dapat membantu siapa pun di jalan yang saya inginkan," katanya.

Menyelamatkan pangan dan pasar tradisional

Farmer David Bridges, from Chakola New South Wales, donates a crate full of pumpkin to OzHarvest.
David Bridges, seorang petani dari Chakola, New South Wales, membantu yayasan OzHarvest mengemas produk segar.

ABC News: Sonya Gee

Janet lega mendengar bahwa sangat sedikit produk makanan yang dibuang, tapu ia tidak sepenuhnya puas dengan apa yang didengarnya. "Sepertinya tidak banyak yang tersisa untuk orang miskin dan membutuhkan," katanya.

Untuk mencari tahu lebih banyak, kami bertemu dengan Dave Burnet, manajer OzHarvest di kawasan ACT. "Masalahnya adalah apa yang tersisa bagi yang membutuhkan, kami sangat, sangat beruntung, karena memiliki pasar petani," katanya.

Di Canberra, ada pasar buka pada hari Jumat, Sabtu, dan Ahad, dan beberapa petani akan membuka kios menjual produknya masing-masing.

Upaya ini menjadikan Southside Farmers Markets, yang digelar di kawasan Phillip, Ahad sebagai sebuah titik tolak utama untuk organisasi penyelamat makanan.

Shoppers browse the stalls at the Southside Farmers Market in Phillip.
Di tahun 2016, yayasan OzHarvest mendapat hampir 10 ton sisa makanan dari Pasar Southside Farmers.

ABC News: Sonya Gee

"Sudah biasa bagi kita untuk mendapatkan tiga, empat, lima ratus kilo setiap Ahad saat pasar hendak tutup," kata Dave.

"Kita mendapatkan daging organik, kita mendapatkan segalanya."

Beberapa sumbangan ada meski diluar kebutuhan. Petani jeruk dari Riverina tidak dapat memasukkan kembali produkinya ke New South Wales, karena ketatnya peraturan undang-undang soal karantina.

Tapi Dave mengatakan sebagian besar sumbangan adalah tulus untuk membantu masyarakat

OzHarvest volunteer Abdul Malistani
Relawan yayasan OzHarvest, Abdul Malistani mengumpulkan barang-barang donasi di Southside Markets, kawasan Phillip.

ABC News: Sonya Gee

Setelah ke pasar pasar, mobil milik organisasi OzHarvest pergi ke Stuart Flats, sebuah komplek perumahan umum di kawasan selatan. "Terkadang saat ada makanan yang kami berikan di sana, ibu dan anak-anak akan berlari ... dan itu mungkin makanan terbaik yang mereka dapatkan sepanjang pekan," kata Dave.

"Ini menjadi kiriman kami yang paling populer atau menjadi salah satu tantangan kami saat melihat orang-orang yang membutuhkannya."

Makanan yang tersisa kemudian dikirim ke Pusat Perawatan Komunitas, St Benediktus di Queanbeyan, dan Pusat Perawatan St John di kawasan Reid. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang menyumbang," kata Janet.

"Ini tentu saja menjawab pertanyaanku."

Anda memiliki pertanyaan yang membuat penasaran soal ibu kota Canberra? Anda bisa bertanya di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/wisata-nad-budaya/kemana-produk-tak-laku-di-pasar-australia/8527598
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement