Ahad 11 Jun 2017 08:12 WIB

Mahasiswa di Canberra Menunggu Sebulan untuk Konseling

Mahasiswa ANU, Aji Sana, harus menunggu tiga atau empat minggu untuk konseling di kampusnya.
Foto: ABC
Mahasiswa ANU, Aji Sana, harus menunggu tiga atau empat minggu untuk konseling di kampusnya.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Musim ujian universitas mendorong layanan konseling di sejumlah kampus di Canberra, Australia, sangat kerepotan melayani para mahasiswa. Masa tunggu untuk dapatkan layanan konseling bisa mencapai sebulan meskipun ada upaya untuk meningkatkan jumlah tenaga konseling.

Masalah kesehatan mental adalah salah satu perhatian utama mahasiswa. Penelitian terbaru oleh Headspace menemukan tingginya tingkat kecemasan dan keinginan menyakiti diri sendiri di kalangan mahasiswa.

Untuk menghadapi meningkatnya permintaan menjelang akhir semester, Australian National University (ANU) telah menyiapkan lebih banyak staf, karena banyak mahasiswa mencari bantuan untuk mengatasi tekanan ujian. Namun, mahasiswa tahun ketiga Aji Sana misalnya, masih sering menunggu antara tiga dan empat minggu untuk mendapatkan layanan konseling.

"Masalahnya tidak cukup tempat bagi mahasiswa untuk menemui konselor," katanya.

"Kebanyakan anak muda yang ingin mengakses layanan ini diminta mengaksesnya setidaknya dua minggu," ujarnya.

"Menjadi semakin sulit saat Anda hanya menemui mereka mungkin sebulan sekali," kata Sana.

Mahasiswa internasional

Pengalaman Sana tidaklah unik. Data yang dikumpulkan Asosiasi Mahasiswa ANU menemukan bahwa waktu tunggu kurang dari tiga minggu jarang dialami mahasiswa tahun lalu. Hasil serupa dilaporkan oleh para mahasiswa di University of Canberra, yang masa ujiannya baru saja berakhir. Namun, universitas tersebut tidak dapat memberikan data mengenai masa tunggu mahasiswa.

"Pusat Medis dan Konseling universitas mengalami permintaan secara konstan," kata seorang jurubicara.

"Pertemuan untuk mengatasi krisis (yang dialami mahasiswa) tersedia pada hari yang ditetapkan dan yang lainnya diuji. Masa menunggu tergantung pada permintaan dan konselor yang tersedia," ujarnya.

Sana mengatakan sebagai mahasiswa internasional, lebih sulit untuk mencapai layanan lain yang tersedia, membuat dia tidak punya pilihan selain konseling universitas. "Saya memiliki masalah stres akibat ujian dan lainnya," katanya.

"Sebagai mahasiswa internasional, hal itu bisa sangat mengisolasi," kata Sana.

"Bagi mahasiswa internasional halangan budaya juga, mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berbicara tentang kesehatan mental," ujarnya.

Lonjakan musiman

Wakil rektor ANU urusan mahasiswa Richard Baker mengatakan universitas tersebut juga menawarkan layanan pada hari yang sama dalam jumlah terbatas setiap hari, namun layanan itu selalu terisi dengan cepat. "Minggu lalu ada 60 mahasiswa yang mendaftar pada hari itu," katanya.

"Ada lonjakan musiman," kata Baker, "Terutama waktu terburuk sepanjang tahun adalah saat ini."

Sebagai bagian dari pembaharuan di ANU, universitas tersebut bulan lalu mengumumkan bahwa konseling mahasiswa akan dipasangkan dengan National Health Co-op terhitung mulai semester berikutnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan akses mahasiswa untuk mendapatkan layanan konseling.

Kemitraan ini akan membuat mahasiswa dapat mengakses layanan di sejumlah pusat konseling di sekitar negara bagian khusus ibukota ACT, dan mengurangi tekanan pada sistem layanan saat ini. "Kami jelas berusaha memperbaiki masa tunggu. Kami memiliki kesepakatan baru yang diharapkan akan memperbaiki hal itu," kata Profesor Baker.

Diterbitkan Jumat 9 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/mahasiswa-di-canberra-menunggu-hingga-sebulan-untuk-konseling/8604356
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement