Senin 24 Jul 2017 19:05 WIB

Ini Risiko Menjadi Pawang Buaya di Australia Utara

Rep: Nadia Daly/ Red:
abc news
abc news

Dengan posisi berlutut sekitar empat meter dari buaya besar, dengan siku yang menyentuh rerumputan yang jadi sarang telur buaya, Olivia Plume menatap hewan buas yang sedang menatap dirinya. Mulut buaya yang panjang menunjukkan giginya yang tajam.

"Ia bisa berputar sesaat saat kita berkedip dan berjalan kesini," kata Olivia.

Pawang buaya perempuan berusia 26 tahun ini tak terlalu merasa takut, saat ia memasukkan tangannya ke gundukan tanah untuk mengambil telur.

"Inilah yang harus saya lakukan, inilah pekerjaan saya," katanya.

Oliver tidak memiliki tanda-tanda ketakutan, tapi ada rasa takjub.

"Setiap orang harus memiliki rasa 'hormat' bagi buaya," katanya.

"Terlepas apakah kita menyukai mereka atau tidak, takut atau tidak, kita harus selalu menghormati mereka."

Ia menambahkan, "kita tidak boleh meremehkan mereka".

"Meskipun kami memberi makan buaya, mereka masih mencari kesempatan. Jika ada makanan datang, mereka tetap senang untuk menjadikannya santapan ringan," katanya.

'Gila, mengapa Anda melakukannya?'

Seekor buaya menerkam daging yang ditawarkan.
Seekor buaya menerkam daging yang ditawarkan..

ABC News: Owain Stia-James

Rasa takjub pada buaya sudah ia miliki sejak masih kecil. Setelah mempelajari ilmu lingkungan di universitas, Olivia lalu bekerja sebagai pengelola produksi buaya di taman hewan Darwin, Kawasan Australia Utara.

"Sekarang saya ketagihan," katanya.

Olivia Plume, pawang buaya sedang mencari telur.
Olivia Plume, pawang buaya sedang mencari telur.

ABC News: Owain Stia-James

"Saya bukan tipe orang yang senang bekerja di balik meja. Saya senang pergi keluar dan membuat tangan saya kotor."

Sekarang, ia sedang membawahi sebuah tim yang terdiri dari 10 pria. Oliver mengajari mereka untuk mengelola binatang dan memastikan ratusan buaya di kebun binatang dalam keadaan sehat dan berkembang biak dengan baik.

Beberapa dipelihara untuk taman wisata, beberapadikembangbiakkan, serta yang lainnya berakhir menjadi tas tangan.

Ini adalah pekerjaan impian Olivia, tapi ia tahu pekerjaan yang membuatnya kotor, terluka, dan melibatkan goresan, dan perut ayam tidaklah cocok bagi semua orang.

"Setelah kerja kita tidak pergi ke supermarket, seperti itulah, karena tidak ada yang mau dekat-dekat kita," ujarnya sambil bercanda.

"Banyak yang berkomentar, 'gila, mengapa Anda melakukannya?' Tapi, ini yang membuat saya tertarik dan apa yang saya suka.

Mengintai di kawasan buaya

Buaya mengintai di balik semak-semak.
Buaya mengintai di balik semak-semak.

ABC News: Owain Stia-James

Menyusuri sepanjang rawa kota Darwin, terasa sangat sepi, seolah kita sendirian di atas air. Tapi, tiba-tiba kita sedang diintai.

"Ada sekitar 48 buaya di sini," kata Olivia

Semua bersembunyi di bawah permukaan air dan berbaring di semak-semak sepanjang rawa.

Saat perahu berhenti di tepi sungai, kami mulai merasa masuk ke wilayah orang lain.

Sedikitnya, tiga buaya besar duduk tak bergerak, mulut terbuka dan mata mengarah ke arah kami. Sementara di air, terlihat lebih banyak moncong yang terjulur dan mata yang menonjol. Itu hanyalah yang bisa kita lihat.

"Yang satu disana, ia mungkin diam di sana dan melihat dari kejauhan. Atau mungkin ia akan datang dan menyuruh kami untuk pergi, tapi kita akan mengatasinya jika itu terjadi," kata Olivia sambil menunjuk ke salah satu buaya yang besar.

Buaya banyak ditemukan di kawasan perairan Darwin.
Buaya banyak ditemukan di kawasan perairan Darwin.

ABC News: Owain Stia-James

Pawang lain keluar dari perahu, untuk memeriksa daerah itu. Dipersenjatai dengan tiang bambu panjang dengan ujung yang terlihat sudah digigit. Ini satu-satunya jadi alat pertahanan kami, jika salah satu mahluk prasejarah ini memutuskan jika kami tidak disambut dengan baik.

Olivia meletakkan sebuah tas pendingin sambil mulai menggali gundukkan tanah, dedaunan kering, dan rumput untuk menaruh telur-telur buaya di dalam tasnya. Ia meletakannya satu persatu dan menandainya memakai pensil untuk memastikan tersimpan dengan benar.

Menandai telur buaya dengan pensil.
Menandai telur buaya dengan pensil.

ABC News: Owain Stia-James

"Biasanya kita dapat antara 20 hingga 60 telur, ini tergantung pada usia buaya betina," katanya sambil menaruh telur satu per satu ke dalam tas pendingin yang penuh dengan rumput/

Untungnya, buaya yang mengelilingi kita tetap berdiam diri dan kita berhasil keluar dari kawasan tersebut.

Kembali ke laboratorium, telur diukur dengan hati-hati, ditandai, dicuci, dan kemudian disimpan dalam inkubator selama beberapa minggu sampai menetas.

"Mereka keluar dari telur seperti ini," kata Olivia sambil memegang bayi buaya yang besarnya tidak lebih dari tangannya. Suatu hari nanti, bayi ini bisa tumbuh sampai lima meter.

"Mereka siap bertarung dan siap untuk hidup."

Cerita ini adalah bagian pertama serial yang akan membawa Anda melihat hewan-hewan indah di Kawasan Australia Utara.

[FOTO]

Diterbitkan pada 24/07/2017 pukul 16:00 AEST. Simak laporannya dalam Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement