Kamis 17 Aug 2017 14:05 WIB

2 Mantan PM Australia Kritik Politisi tanpa Pengalaman Lain

Rep: Henry Belot/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dua mantan perdana menteri Australia, John Howard dan Bob Hawke, mengatakan para politisi yang tidak memiliki pengalaman hidup memadai membuat para pemilih mereka kecewa.

Howard sebelumnya adalah PM dari Partai Liberal sementara Hawke dari Partai Buruh. Keduanya tampil dalam diskusi demokrasi Australia bersama dengan Annabel Crabb dari ABC, hari Rabu (16/8) malam, di Museum of Australian Democracy di Gedung Parlemen Lama, Canberra.

Howard dan Hawke mengatakan bahwa kedua partai utama di Australia, Partai Liberal yang memerintah dan Partai Buruh yang beroposisi, semakin tidak mewakili pemilih mereka. "Nasihat saya secara konsisten kepada siapa saja yang datang dan bertanya mengenai keinginan masuk ke politik, carilah pengalaman hidup terlebih dahulu," kata Hawke.

"Saya tidak suka melihat anak muda, pria maupun wanita, yang langsung bekerja di kantor serikat pekerja atau di kantor politisi, menghabiskan waktu di sana," tambahnya.

Howard menambahkan seluruh partai politik harus melakukan cara yang lebih baik dalam mencari calon guna memastikan mereka berasal dari latar belakang yang beragam.

"Begitu banyak orang sekarang ini yang masuk ke parlemen, terutama di negara bagian, yang tidak punya pengalaman hidup lainnya, selain politik," katanya.

"Mereka langsung dari sekolah ke universitas, kemudian ke serikat buruh, dan ke kantor politisi."

"Kalau anda berasal dari partai saya, mereka bahkan tidak melalui serikat pekerja, melainkan langsung ke kantor politisi."

"Terlalu banyak orang seperti itu. Menurut saya itulah masalah yang kita hadapi," tambah Howard.

Howard bekerja sebagai pengacara di firma hukum Clayton Utz selama 12 tahun sebelum menjadi anggota parlemen federal. Sementara Hawke adalah presiden serikat buruh Australian Council of Trade Unions.

Howard: Politik Iidentitas 'Racun dalam Demokrasi'

Howard yang menjadi PM dari tahun 1996 sampai 2007 mengatakan salah satu masalah dalam politik di Australia saat ini adalah terlalu banyak orang yang terobsesi dengan politik identitas. Dia menggambarkannya sebagai "racun dalam demokrasi."

"Kita biasanya memiliki piagam, dan mencoba membujuk semua orang dari berbagai kalangan, tanpa memandang apakah dia pria, perempuan, atau latar belakang etnisnya," katanya.

"Sekarang semakin banyak yang dikejar adalah sekelompok orang dan kemudian mengumpulkan sekelompok kecil orang itu menjadi satu," ujarnya.

"Dalam pandangan saya, hal ini meracuni kemampuan partai politik menarik orang dari berbagai kalangan. Karena kalau mereka melihat partai itu dikuasai sekelompok orang dari kalangan yang tidak mereka sukai, mereka tidak akan bergabung."

Hawke yang menjadi PM dari tahun 1983 sampai 1991 mengatakan bahwa racun demokrasi lainnya adalah sistem federal.

"Saya harus jujur mengatakan dan sudah mengatakan hal ini berulang kali, kalau kita ingin demokrasi efektif di negeri ini, kita harus meninggalkan konstiusi yang ada sekarang," katanya.

"Kita harus menghilangkan sistem negara bagian. Ini sistem yang absurd," katanya.

Diterjemahkan pukul 12:20 AEST 17/8/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement