Senin 11 Sep 2017 21:56 WIB

Wakil PM Australia Kesal Terhadap Pendukung Pernikahan Gay

Rep: Louise Yaxley/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdebatan mengenai pernikahan sesama jenis tampaknya mulai menyentuh Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce.

"Menjauh dari saya," ujar Menteri Joyce terkait tindakan para pendukung pernikahan gay, Senin (11/9) tadi pagi.

"Saya tidak tahan dengan mereka yang berdiri di pojokan dan berteriak-teriak kepada kita mengenai pandangan kita tentang isu yang sangat personal," jelasnya seraya menambahkan, "Jangan ganggu saya. Saya akan mengambil keputusan sendiri."

"Saya tidak ingin orang berdiri di pojokan dan meneriaki saya, memberitahu bahwa jika saya tidak setuju dengan mereka, maka saya ini seakan bukan manusia," kata Menteri Joyce kepada Program Breakfast Radio National ABC.

Surat suara untuk survei pernikahan sesama jenis akan mulai dikirimkan melalui pos pada Selasa 12 September 2017. Hasilnya akan diketahui pada November mendatang.

Menteri Joyce menentang pernikahan sesama jenis. Namun kepada Radio National dia menjelaskan bahwa jika hasil survei tersebut menunjukkan mayoritas warga Australia menghendaki perubahan aturan UU yang berlaku sekarang, maka dia tidak akan memvoting untuk menentangnya.

Baca Juga:

Iklan Anti Pernikahan Gay Mulai Muncul di Australia

Poster Anti LGBTI di Melbourne Picu Kontroversi

Partai Koalisi Liberal dan Nasional yang berkuasa serta Partai Buruh yang beroposisi telah mencapai kesepakatan mengenai aturan periklanan terkait dengan jajak pendapat ini.

Pihak pemerintah menghendaki untuk meloloskan aturan yang mencegah fitnah serta mensyaratkan semua iklan untuk diotorisasi sebelum ditayangkan.

Pejabat Menteri Urusan Negara Bagian Mathias Cormann mengatakan pihaknya ingin agar UU ini lolos di parlemen sesegera mungkin.

Sementara itu juru bicara oposisi urusan Kejaksaan Agung Mark Dreyfus menjelaskan Partai Buruh menghendaki adanya ketentuan khusus mengenai fitnah dan ujaran kebencian.

Namun Dreyfus mengakui hal itu akan sangat sulit untuk diterapkan. "Parlemenlah secara keseluruhan yang mengirimkan pesan bahwa beginilah yang kami harapkan di parlemen mengenai bagaimana seharusnya perdebatan ini dilaksanakan," katanya.

Diterbitkan Senin 11 September 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement