Senin 25 Sep 2017 16:29 WIB

Mengenal Kehidupan Penyihir di Australia

Rep: Siobhan Hegarty/ Red: Budi Raharjo
Marque Caban
Foto: ABC News
Marque Caban

REPUBLIKA.CO.ID, Penyihir yatim piatu adalah sebuah karakter yang kita semua kenal, berkat kesuksesan Harry Potter. Tapi bagi Marque Caban itulah realitasnya sendiri.

Cenayang yang berbasis di Sydney ini, yang juga memakai nama Panther, menghabiskan masa kecilnya di rumah asuh dan panti asuhan. Beberapa di antaranya adalah fasilitas yang dikelola pemerintah, yang lainnya dipimpin oleh ordo religius.

Pada tahun-tahun awal inilah Caban menyadari bahwa dia tidak seperti anak-anak lain. "Meskipun saya berada di panti asuhan, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya sendirian. Saya adalah orang aneh dalam kelompok ini," katanya.

"Semasa kecil, saya akan melihat warna di sekitar orang-orang dan saya juga melihat makhluk halus, saya kira anda akan memanggil mahluk halus itu sebagai pemandu roh. Saya berpikir bahwa apa yang saya lihat semua orang bisa melihatnya, tapi saya mendapati di kemudian hari dalam kehidupan saya bahwa tidak seperti itu situasinya.”

Mencari penjelasan mengapa dia bisa merasakan emosi orang lain, Caban mempertimbangkan untuk memasuki kependetaan, tapi pengalaman awal menjadi kotban pelecehan seksual- yang dia lebih memilih untuk tidak membicarakannya – telah membuatnya menjauh dari agama Kristen.

Tapi itu semua berubah saat Caban diperkenalkan dengan okultisme.

Marque Caban menggunakan batu-batu kristal dalam upayanya melepaskan roh-roh buruk dari rumah-rumah. ABC RN: Siobhan Hegarty

Paganisme dan sihir di Australia

Menurut hasil Sensus 2016, ada 15.222 orang Australia yang menganut sistem kepercayaan pagan, dan 6.616 mempraktikkan Wicca (sihir) - jumlahnya sedikit turun dari sensus 2011. Associate Professor di University of Newcastle,  Marguerite Johnson mengatakan popularitas mengenai okultisme di Australia mengalami pasang surut.

Okultisme memuncak pada pergantian abad ke-20, dan meningkat lagi di tahun 1960-an, dan meningkat lagi selama gerakan New Age tahun 70-an dan 80-an. "Sihir hari ini mencakup keseluruhan kalangan warga yang beragam yang mempraktikkan sihir untuk mempengaruhi perubahan di dunia - untuk melemparkan mantra," katanya.

"Satu hal yang menyatukan praktisi sihir, sihir, neopaganisme dan okultisme adalah kepercayaan bahwa udara digerakkan dengan kekuatan - lautan, pepohonan - dan jika Anda dapat melakukan praktik dan ritual tertentu, Anda dapat membuka diri untuk dapat berkomunikasi dengan kekuatan itu."

Kaum pagan kontemporer umumnya mengikuti salah satu agama politeistik kuno di Roma, Yunani, Mesir atau Celtic.

Sekte Church of Satan yang didirikan oleh Anton LaVay memuja dirinya sendiri dan memfokuskan ajarannya pada anarki dan hedonisme. Getty Images: Bettmann

Penganut agama Wicca, di sisi lain, didefinisikan oleh keyakinan mereka yang menyatukan tafsir dalam penganut Wicca, yang menginstruksikan: "Lakukan apa yang Anda mau, asalkan tidak merugikan!"

"Para penganut agama Wicca biasanya orang-orang yang mengikuti jalan tertentu, yang bisa menjadi jalur Gerald Gardner, seorang okultis Inggris selama abad terakhir, atau tradisi Aleksandria," kata Profesor Johnson.

Gerakan okultisme lainnya termasuk Gereja Setan (Church of Satan), sebuah tradisi Yudeo-Kristen yang didirikan oleh Anton LaVay pada tahun 1966, dan praktik "Sulap Seks " yang dilakukan oleh Aleister Crowley.

Belajar menggunakan mantra

Cenayang Leonora Jackson tidak menyebut dirinya penyihir, atau penganut agama Wicca dalam hal ini, tapi sebagai pemimpin coven yang berbasis di Sydney, dia terlibat dalam okultisme. "Saya berlatih dan mengajarkan mantra orang bijak, jadi dengan maksud itu Anda bisa mengatakan bahwa saya penyihir, tapi saya sendiri tidak perlu menyebut diri saya," katanya.

"Saya pagan sebagai sebuah kata sifat, karena saya suka membebaskan diri di alam tanpa apa-apa antara saya dan yang ilahi."

Kembali pada tahun 1986, ketika Caban bekerja di belakang sebuah bar, dan Leonora Jackson bernyanyi di depannya, jalan hidup pasangan ini bertemu. "Dia langsung tahu bahwa saya adalah orang yang sangat peka,  dan bahwa saya dapat merasakan dan melihat hal-hal yang saya tidak yakin bagaimana mengendalikannya," kata Caban.

Setelah berhasil menjalin persahabatan, Caban dilantik menjadi anggota perkumpulan penganut sihir Leonora Jackson, dan dia telah menjadi anggota yang keluar masuk dalam perkumpulan ini selama 30 tahun terakhir

Leonora tidak menyebut dirinya "penyihir", tapi mengaku dia mempraktekan "mantra-mantra". ABC RN: Siobhan Hegarty

Leonora Jackson mengatakan istilah coven mengacu pada sekelompok orang - biasanya sekitar 13 orang – yang mempelajari bentuk filsafat tertentu. "Sebuah coven adalah tempat keselamatan, keamanan, di mana orang dapat datang dan belajar hal-hal tertentu, dan mengekspresikan diri mereka dengan cara-cara tertentu yang mungkin tidak dapat diterima di sisi lain dalam masyarakat," katanya.

Didasarkan pada kepercayaan dalam memahami diri sendiri, baik secara spiritual maupun seksual, ritual coven dapat mencakup ritual "berpakaian langit" atau telanjang.

Pemuja setan dari Kings Cross

Pembebasan seksual adalah tema utama dalam perkumpulan Leonora Jackson menuju kepercayaan sihirnya, dan seperti halnya Caban, Leonora Jackson juga seorang korban pelecehan seksual. Setelah hamil di usia remaja, dia mengatakan bayinya diambil, tanpa penjelasan atau dukungan.

"Tidak ada yang memberitahuku mengapa mereka membawa bayi itu pergi, dimana bayi itu berada," kata Leonora Jackson.

Terisolasi dan sangat terpengaruh oleh trauma tersebut, Leonora Jackson mulai bekerja sebagai seorang penari telanjang. "Saya perlu bekerja, saya membutuhkan uang dan akhirnya saya menemukan kelompok pendukung yang mengizinkan saya melakukan itu tanpa menyebabkan saya mengalami kerusakan," katanya.

"Dan saya perlu memahami bahwa tidak apa-apa mengekspresikan diri secara seksual dan tetap menjadi manusia yang hidup bersih.

"Saya telah diindoktrinasi selama bertahun-tahun oleh gereja yang mengatakan kepada saya, demikian juga pada semua orang, bahwa jika Anda mengekspresikan diri Anda secara seksual pada tingkat manapun yang tidak berada dalam batas pernikahan yang sakral, Anda adalah orang kotor dan manusia yang kotor akan masuk neraka."

Selama bertahun-tahun dia bekerja di pusat hiburan malam di Cross, Sydney, Jackson bertemu dengan okultis Australia terkenal Rosaleen "Roie" Norton. Dikenal oleh penduduk setempat sebagai "Penyihir Kings Cross", Rosaleen Norton memicu kontroversi atas karya seni pagan erotisnya dan perkumpulannya yang melakukan praktek seks bebas.

One of Rosaleen Norton's erotic artworks: Lucifer and the Goat of Mendes.

"Saya berkata: 'Apakah saya seorang penyihir? Saya yakin saya penyihir!'" Kenang Leonora Jackson. "Dia berkata: 'Baiklah, sayangku, ya, tapi aku bukan gurumu.'"

Tiga tahun kemudian - seperti yang diprediksi oleh Rosaleen Norton – Leonora Jackson bertemu dengan pria yang akan menjadi pemimpin gurunya dan perkumpulannya, Edgar Pilkie seorang warga kelahiran Jerman. "Waktu saya berumur 19 tahun saat bertemu dengannya, dan tiga bulan setelah itu saya memutuskan untuk benar-benar masuk ke dalam perkumpulannya penuh waktu," katanya.

Pemberdayaan dalam okultisme

Menurut Profesor Johnson, tak mengherankan bahwa hal-hal gaib dan sihir menarik bagi orang-orang yang pernah mengalami trauma atau kesulitan. "Ada teori sosiologis tentang sihir dan mengapa orang mempraktikkannya, dan salah satu teori tersebut adalah bahwa sihir adalah jalan terakhir untuk ketidakberdayaan," katanya.

Tapi aspek pemberdayaan dari paganisme dan sihir juga bisa mengejutkan khalayak dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. "Dimana jika agama membutuhkan ketaatan dan mengorbankan diri pada kekuatan yang lebih tinggi, tidak demikian halnya pada sihir, sihir adalah soal memberdayakan diri sendiri, dan itu menarik banyak orang," kata Profesor Johnson."

Bagi seorang pemimpin perkumpulan penganut sihir, Leonora Jackson, pengalaman yang mengubah hidup seringkali merupakan pendorong utama di balik pencarian spiritual. "Saya pikir sebagian besar [orang-orang yang] mempelajari kesadaran okultisme atau psikis dan sebagainya, mereka memiliki semacam panggilan – itu adalah bagian dari mereka," katanya.

"Tapi ... jika mereka mau mempraktekannya di berbagai gaya hidup, mereka selalu harus melewati malam yang gelap bagi jiwa mereka.

Mr Caban says he's faced stigma for being a spiritual person, a gay man and an orphan. ABC RN: Siobhan Hegarty

"Mereka harus melalui beberapa tantangan yang mengancam kehidupan - kecelakaan mobil atau masa kecil yang mengerikan, atau rasa kehilangan pribadi yang mengerikan - sesuatu yang akan memicu kebutuhan untuk terus melakukan pencarian lebih lanjut.

"Karena mereka tahu ada sesuatu yang tidak biasa, kehidupan di masa lampau, dan mereka terdorong untuk mencari jawaban."

Diterjemahkan oleh Iffah Nurarifah dari artikel ABC News di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/sosok/paganisme-di-australia/8980894
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement