Senin 16 Oct 2017 09:19 WIB

Uskup Agung Sydney Desak Pemerintah tak Urus Pernikahan Gay

 Uskup Agung Sydney, Anthony Fisher, diluar Katedral St Mary setelah memberikan homilinya mengenai pernikahan sesama jenis.
Foto: ABC News/Lily Mayers
Uskup Agung Sydney, Anthony Fisher, diluar Katedral St Mary setelah memberikan homilinya mengenai pernikahan sesama jenis.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Uskup Agung Sydney, Anthony Fisher mendesak umat paroki yang mengikuti kebaktian Minggu di Katedral St Mary di pusat bisnis kota Sydney (15/10) menjaga kejelasan tentang definisi "pernikahan sejati".

Selama homilinya, Uskup Agung Sydney berpendapat satu-satunya jenis hubungan yang harus diperhatikan negara dalam mengenali dan mengaturnya adalah pernikahan heteroseksual.

"Pemerintah seharusnya, secara umum, menghindari [mengatur] urusan pertemanan dan keluar dari [urusan] kamar tidur," kata Uskup Agung Fisher.

Dia berbicara tentang pernikahan heteroseksual yang terutama difokuskan pada pentingnya anak-anak. "Satu-satunya jenis pertemanan dimana negara memiliki ketertarikan yang patut dalam mengenali dan mengaturnya adalah pernikahan heteroseksual, karena itulah yang akan menuntun pada [lahirnya] anak-anak - warga negara baru - dan memberi mereka awal terbaik dalam hidup," katanya.

Bendera pelangi simbol pasangan sejenis
Sebagian besar warga Australia meyakini pasangan sesama jenis harus memilik hak yang sama sebagaimana pasangan heteroseksual.

Uskup Agung Fisher juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebebasan beragama.

"Dalam sebuah kebudayaan yang seluruhnya mengacu pada pemaksaan keterbukaan pemikiran, mereka menjadi semakin kurang toleran terhadap Kekristenan, bagaimana kita memastikan di tahun-tahun depan bahwa orang-orang di paroki, sekolah dan institusi lainnya bebas untuk berbicara dan mempraktikkan kepercayaan mereka?" kata Uskup Agung Sydney tersebut.

"Bagaimana kita menjaga perasaan siapa diri kita dan apa yang paling berarti bagi kita ketika sejumlah orang lainnya hampir tidak mentolerir kita atau bahkan memfitnah dan menggertak kita?” tambahnya.

"Jika pengalaman di luar negeri adalah sesuatu yang harus diikuti begitu saja, akan sangat sulit untuk berbicara mengenai pernikahan yang sesungguhnya lagi di sekolah, di tempat kerja, secara sosial."

Uskup Agung Sydney mengutarakan kekhawatirannya sejumlah umat Katolik mungkin menghadapi diskriminasi karena memilih ‘menolak atau ‘No’ dalam plebisit mengenai pernikahan sesama jenis. “Umat Kristiani tradisional akan rentan terhadap tuntutan diskriminasi dan jenis intimidasi lainnya atas kepercayaan mereka," katanya.

"Beberapa [dari mereka] mungkin kehilangan pekerjaan, promosi, bisnis, karier politik mereka."

Ini adalah pertama kalinya Uskup Agung memusatkan homili pada kebaktian Minggu pada isu perdebatan mengenai pernikahan sesama jenis. Bulan lalu, dia menulis surat kepada kepala sekolah di sekolah Katolik New South Wales yang mendorong mereka untuk memilih 'Tidak/No' dalam plebisit mengenai pernikahan sesama jenis.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/homili-pertama-uskup-agung-sydney-yang-membahas-pernikahan-sesa/9052106
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement