Kamis 19 Oct 2017 01:52 WIB

Perempuan Muda Bunuh Kakeknya karena Terinspirasi Film Horor

Rep: Rebecca Opie/ Red:
abc news
abc news

Mahkamah Agung Australia Selatan telah mengungkap bahwa seorang perempuan yang menikam kakeknya hingga tewas mengklaim bahwa ia terinspirasi oleh serial televisi horor tentang pembunuhan dan kejahatan yang mengerikan.

Brittney Jade Dwyer, 20 tahun, membunuh kakeknya yang berusia 81 tahun, Robert Whitwell, di rumah sang kakek di wilayah Craigmore, utara Adelaide, pada bulan Agustus 2016.

Dwyer dan temannya -yakni Bernadette Burns, 22 tahun -melakukan perjalanan ke Adelaide dari rumah di Queensland untuk melakukan "segala cara" untuk mencuri tabungan pensiun Whitwell yang disimpannya di Gudang, di halaman belakang rumahnya.

Kedua perempuan muda tersebut mengaku bersalah melakukan pembunuhan dan sedang menunggu vonis. Sebelumnya, Pengadilan mengungkap bahwa Burns menunggu di mobil saat Dwyer masuk ke rumah kakeknya membawa pisau dan mengenakan sarung tangan karet.

Selama sidang pra-hukuman pada hari Rabu (18/10/2017), pengacara Dwyer, Craig Caldicott, mengatakan bahwa kliennya mengaku termotivasi oleh serial televisi ‘American Horror Story’ (kisah horor Amerika). "Aspek itu sangat mengganggu," ujarnya.

Serial televisi populer itu bercerita tentang eksplorasi kemampuan manusia untuk melakukan kejahatan dan "obsesi umum mereka terhadap kejahatan dan pembunuhan".

Robert Whitwell menyimpan uang pensiunnya di tempat tersembunyi di rumahnya.
Robert Whitwell menyimpan uang pensiunnya di tempat tersembunyi di rumahnya.

Supplied: SA Police

Caldicott meminta hakim untuk memberikan kelonggaran saat menentukan periode non-pembebasan bersyarat Dwyer karena usianya yang masih belia. "Ia 19 tahun saat ini ... ia seorang perempuan yang sangat muda," sebutnya.

Hakim Kevin Nicholson mengatakan bahwa usia Dwyer adalah satu-satunya faktor yang meringankan hukuman, mengingat sifat pembunuhan yang direncanakan dan tidak berperasaan.

"Ia memiliki latar belakang yang bagus, pendidikan yang bagus, keluarga yang baik," ujarnya. "Entah bagaimana, ia meninggalkan sekolah dan berubah menjadi gila dalam soal gaya hidup."

Pengadilan mengungkap, Dwyer terlibat dalam serangkaian "perilaku buruk" dan konsumsi obat-obatan terlarang, termasuk kokain dan ekstasi. "Masuk ke usia 18 tahun dan berubah dari sosok polos ke perencana pembunuhan dalam keadaan seperti ini dengan alasan yang ia punya, itu menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sangat mengkhawatirkan," kata Hakim Nicholson.

"Itu akan melawan keringanan hukuman sampai tingkat tertentu, dan mengurangi kemungkinan keringanan yang biasanya akan diberikan untuk seseorang yang sangat muda dan memiliki banyak waktu di depannya untuk menjalani rehabilitasi."

Sebelumnya, pengadilan pernah mengungkap bahwa Dwyer memiliki "masalah psikologis yang signifikan" dan menderita gangguan kepribadian ‘borderline’ (BPD), yakni gangguan mental serius yang ditandai dengan ketidaksabilan suasana hati dan perilaku secara terus-menerus.

Keluarga berduka

Dalam sebuah pernyataan korban yang dibacakan di pengadilan, saudara laki-laki Dwyer, Ryan Whitwell Dwyer, meminta agar saudara perempuannya dan temannya menerima hukuman maksimal.

"Kakek saya, Robert Whitwell, adalah orang yang membanggakan dan penyayang terhadap keluarga, selalu menolong orang yang membutuhkan," ujarnya. "Ada banyak kesempatan yang kamu punya untuk berbuat baik tapi kamu justru memilih untuk mengkhianatiku, saudara laki-lakimu sendiri.”

"Kesusahan dan kesedihan yang kalian berdua timbulkan terhadap keluarga Whitwell dan Dwyer tak bisa dimaafkan."

Pengacara Burns, Anthony Allen, mengatakan bahwa kliennya harus menerima periode non-pembebasan bersyarat yang secara signifikan lebih rendah daripada masa wajib minimum untuk pembunuhan 20 tahun, karena ia bukanlah orang yang melakukan pembunuhan tersebut.

"Ia tidak merencanakan pembunuhan tersebut dan tidak hadir saat pelanggaran tersebut terjadi secara fisik," sebutnya. "Ia tidak berniat membunuh atau menyakiti tubuh seseorang.”

Pengadilan mengungkap, Burns kecanduan methylamphetamine pada saat pembunuhan tersebut dan sekarang menyesali peran yang dimainkannya.

"Ia merasa sangat malu dan sedih atas apa yang ia lakukan," kata Allen. "Ia tahu apa yang telah ia lakukan tak bisa dimaafkan dan melalui saya, ia mengatakan bahwa ia sungguh menyesal."

Allen mengatakan kepada pengadilan bahwa Burns, yang memiliki anak perempuan berusia empat tahun, bukan warga negara Australia dan akan dideportasi ke Selandia Baru saat dibebaskan dari tahanan.

Dwyer dan Burns akan divonis pada 7 November. Serial TV ‘American Horror Story’ pertama kali ditayangkan pada tahun 2011 dan menampilkan aktor Jessica Lange, Kathy Bates dan James Cromwell.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement