Senin 20 Nov 2017 08:42 WIB

Kisah Korban Selamat Ledakan Pabrik Kembang Api

Anggi Aji Pangestu menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.
Foto: ABC
Anggi Aji Pangestu menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KOSAMBI -- Dalam usianya yang baru 16 tahun, Tanzil Alil Umam tak lebih dari seorang remaja yang menangis menahan nyeri. Dia kini terbaring di rumah sakit, setelah menderita luka bakar akibat ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang akhir Oktober 2017.

Saudaranya duduk di sampingnya, sesekali menyeka air mata yang terus mengalir membasahi pipi Tanzil. Ketika jurnalis ABC tiba di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, pekan lalu, Tanzil baru saja selesai menjalani operasi keenam pada luka bakar yang dideritanya.

Tanzil bisa dibilang beruntung karena selamat dari kebakaran yang menewaskan lebih dari 50 pekerja yang kebanyakan wanita.

Tanzil Alil Umam lies in a hospital bed with bandages on his head
Tanzil sejauh ini telah menjalani enam kali operasi.

ABC News: Phil Hemingway

Luka bakar yang diderita Tanzil sangat parah - kepala, lengan dan punggungnya - dan sampai saat ini dia berjuang keras menahan rasa sakitnya itu. Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tidaklah memiliki unit khusus bagi pasien luka bakar, sehingga hanya menyediakan perawatan mendasar.

A man leans over his young brother lying in a hospital bed
Kebakaran pabrik menunjukkan kurangnya perlindungan pada pekerja di Indonesia.

ABC News: Phil Hemingway

Tanzil, pekerja remaja yang gajinya cuma setara enam dolar AS per hari, bersama 12 korban lainnya dibawa ke RS ini. Empat di antaranya sudah meninggal dunia. "Baju, punggung dan rambut saya terbakar. Punggung dan tanganku yang saya gunakan memanjat pilar yang paling parah," ucapnya.

Tangis Tanzil terdengar di bangsal RS itu saat ABC menemui para korban selamat.

Young boy lies on a hospital bed with bandages all over his body
RSU Tangerang hanya bisa menyediakan pengobatan mendasar bagi korban kebakaran.

ABC News: Phil Hemingway

Kebakaran di pabrik kembang api itu kembali menunjukkan masih kurangnya perlindungan keselamatan bagi para pekerja di negara ini. Begitu pula dengan perundang-undangan keselamatan kerja yang masih di bawah standar. Dan perawatan para korban selamat ini pun menunjukkan sistem kesehatan yang kurang memadai.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/kisah-tanzil-yang-selamat-dari-ledakan-pabrik-petasan/9168262
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement