Selasa 19 Dec 2017 00:09 WIB

Defisit APBN Australia Mencapai 23 Miliar Dolar AS

Scott Morrison (kiri) dan Mathias Cormann (kanan) memeriksa dokumen anggaran di Canberra, Australia..
Foto: ABC
Scott Morrison (kiri) dan Mathias Cormann (kanan) memeriksa dokumen anggaran di Canberra, Australia..

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Defisit anggaran belanja (APBN) Pemerintah Federal Australia tahun ini mengalami perbaikan sekitar 5,8 miliar dolar AS dibandingkan prakiraan Bulan Mei lalu. Namun jumlah defisit keseluruhan masih akan mencapai lebih dari 23 miliar dolar AS (Rp. 230 triliun).

Menteri Perbendaharaan negara (Treasurer) Scott Morrison dan Menteri Keuangan Mathias Cormann hari ini merilis Prospek Ekonomi dan Fiskal Pertengahan Tahun (MYEFO) di Canberra, yang menunjukkan pertumbuhan upah menurun dalam empat tahun ke depan, seiring dengan penurunan dalam pertumbuhan PDB.

Namun Pemerintah mengatakan akan mencapai defisit yang lebih rendah tahun ini serta setiap tahun sampai akhir 2020/2021. Saat itu untuk pertama kalinya APBN Australia diperkiraan kembali surplus.

Reformasi sektor pendidikan tinggi mengalami penyesuaian, termasuk merevisi ambang batas pendapatan bagi pinjaman mahasiswa dari 42.000 dolar AS menjadi 45.000 dolar AS atau 10.000 dolar AS lebih rendah dari ambang batas saat ini sebesar 55.000 dolar AS. Ambang batas pendapatan ini maksudnya, pinjaman tersebut baru dibayar kembali jika mahasiswa peminjam kelak memperoleh pendapatan di atas ambang batas.

Penghematan 2,1 miliar dolar AS dari sektor pendidikan tinggi telah dipastikan melalui pembekuan Commonwealth Grants Scheme ke universitas dan proporsi pendanaan kursi mahasiswa.

Hal ini bisa memaksa universitas untuk membatasi jumlah kursi yang mereka tawarkan kepada calon mahasiswa.

Rencana pengurangan anggaran pendidikan tinggi yang diusulkan sebelumnya dalam APBN bulan Mei, telah diblokir oleh Senat Australia. Rencana awal itu bertujuan memotong 2,7 miliar dolar AS anggaran pendidikan tinggi.

Pemerintah juga akan memotong 1,2 miliar dolar AS dari portofolio layanan sosial dengan memperpanjang masa tunggu bagi para imigran baru dalam mengakses pembayaran kesejahteraan dari dua tahun menjadi tiga tahun.

Pemotongan itu mencakup pajak keluarga, cuti orang tua dan uang tunjangan. Ada juga tindakan keras terhadap usaha penitipan anak keluarga, yang bertujuan menghemat sekitar 1 miliar dolar AS selama empat tahun ke depan, setelah terjadi sejumlah penyalahgunaan di sektor ini.

Batas seumur hidup bagi pinjaman mahasiswa juga akan dikenakan sekitar 104.000 dolar AS untuk kebanyakan mahasiswa, dan 150.000 dolar AS untuk mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi dan kedokteran hewan.

Pemerintah Persemakmuran harus mengeluarkan 11,6 juta dolar AS untuk menutupi biaya beberapa kasus kewarganegaraan di Mahkamah Agung tahun keuangan ini.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/bisnis-investasi/defisit-apbn-australia-meningkat/9268986
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement