Senin 15 Jan 2018 11:10 WIB

Pemulangan Jenazah Agus Purwako Tunggu Administrasi Lengkap

Mobil yang dikendarai Agus dan mengalami kecelakaan tunggal.
Foto: ABC
Mobil yang dikendarai Agus dan mengalami kecelakaan tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan proses pemulangan jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Banyuwangi, Jawa Timur, Agus Purwako yang meninggal dunia di Perth, Australia Barat masih dalam proses menunggu kelengkapan administrasi dari keluarga di Banyuwangi.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI)  Lalu Muhammad Iqbal mengatakan staf Kemenlu RI sudah melakukan komunikasi dengan keluarga almarhum Agus Purwako di Banyuwangi dan pada Sabtu (13/1) sudah dalam perjalanan mendatangi rumah mereka guna mengambil berkas-berkas administrasi yang diperlukan untuk proses pemulangan jenazah.

Menurutnya, jika seluruh berkas administrasi yang diperlukan sudah didapat, Kemenlu membantu membawa berkas tersebut ke Australia Ahad (14/1) sehingga proses autopsi bisa segera dilakukan. Lalu mengatakan Kemenlu RI siap mendampingi keluarga dalam pengurusan pemulangan jenazah ini, termasuk jika keluarga tidak keberatan pada opsi memakamkan almarhum di Australia.

“Sesuai kebiasaan kita, karena almarhum adalah Muslim, maka Kemenlu RI telah menyampaikan kepada keluarga menyegerakan pemakaman adalah sunnah. Jadi sebaiknya keluarga segera membuatkan surat kuasa untuk mengurus jenazah almarhum, dan dimakamkan setempat. Namun kami sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada keluarga di Banyuwangi.” kata Lalu kepada wartawan ABC, Ahad (14/1).

Agus Purwako meninggal dunia di Perth pada Selasa (9/1) di salah satu rumah sakit di ibukota Australia Barat itu setelah dirawat selama delapan hari.

Postingan Didi di Facebook mengenai insiden yang menimpa almarhum Agus.
Postingan Didi di Facebook mengenai insiden yang menimpa almarhum Agus. Facebook; Didi Setyawan

Berdasarkan informasi yang diperoleh ABC dari akun Facebook LSM ‘The Rock’, lembaga non-profit yang didirikan komunitas Indonesia di Sydney, Agus mengalami kecelakaan pada tanggal 2 Januari 2018 pagi dini hari saat ia hendak pergi ke perkebunan tempat ia bekerja.

Ia mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai mobil. Didi Setyawan, salah satu pengurus ‘The Rock’ cabang Indonesia, mengatakan dihubungi kerabat Agus di Australia pada Jumat (12/1) untuk meminta bantuan memulangkan jenazah ke Banyuwangi yang membutuhkan biaya 8.000 dolar (atau setara Rp 80 juta).

Permintaan bantuan itu akhirnya diunggah Didi ke akun Facebook-nya dalam bentuk penggalangan dana daring dengan harapan mampu menarik simpati warga Indonesia yang membacanya. Menurut penuturan Didi, kerabat Agus di Australia telah menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth.

“Yang saya dengar kerabat sudah menghubungi KJRI namun sepertinya mereka hanya bisa membantu urusan administrasi, bukan dana untuk memulangkan almarhum. Dari info yang saya dengar, almarhum tidak memiliki asuransi, karena itu terhambat urusan pemulangan jenazah,” katanya kepada ABC saat dihubungi via telepon.

Menanggapi kabar ini, Lalu menegaskan penundaan pemulangan jenazah Agus Purwako lebih disebabkan persyaratan administratif bukan karena kendala dana. “Penundaan pemulangan jenazah almarhum bukan karena masalah dana. Tapi lebih ke persyaratan administrasi yang sedang berusaha kami bantu untuk dapat dipenuhi,” ungkapnya.

Lalu menambahkan berkaitan dengan kebutuhan biaya pemulangan jenazah almarhum warga Muslim Indonesia di Perth juga sudah melakukan penggalangan dana. Kemenlu memastikan akan mengawal proses pemulangan jenazah almarhum.

“Rekan dan teman-teman keluarga Muslim di Perth sudah menunjukan solidaritasnya, mereka mengumpulkan sumbangan. Kami sangat menghargai bentuk solidaritas sebagai sesama WNI. Jika ada kekurangan, Kami pasti akan membantu karena itu sudah tugas kami,” katanya.

Almarhum Agus Purwako meninggalkan seorang istri dan dua anak yang tinggal di Dusun Toyamas, Desa Wringinrejo, Banyuwangi. Istri Agus Purwako, Amin, mengaku mereka baru mendengar kabar kecelakaan yang dialami almarhum pada 2 Januari sore waktu Indonesia.

Agus yang sebelum berangkat hanya berprofesi sebagai petani, bertekad mengadu nasib ke Australia dan bekerja di perkebunan di Perth, Australia Barat. “Bapak baru setahun kerja di Australia, di perkebunan. Di sana, tinggal sama teman-temannya. Bapak memang diajak untuk kerja di Australia.” kata Amin, istri Agus Purwako kepada ABC.

Ia juga menceritakan betapa ia dan keluarga bersusah payah membiayai keberangkatan Agus ke Australia. “Uang untuk berangkat dari hasil pinjam sana-sini. Kira-kira waktu itu butuh sampai Rp 100 juta,” ujar Amin.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/pemulangan-jenazah-agus-purwako-tunggu-kelengkapan-administrasi/9329046
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement