Rabu 17 Jan 2018 23:45 WIB

Rela Pindah Seribu Kilometer Demi Beli Rumah Terjangkau

Rep: Oleh Krystal Gordon/ Red:
abc news
abc news

Seberapa jauhkah Anda rela tinggal di kawasan pinggiran Australia agar mampu memasuki pasar properti?

Saat Sam Hart dan pasangannya Alina Rasmussen memutuskan membeli rumah, kota kecil Blackall di Queensland barat terlintas dalam benaknya.

Sam pernah bekerja di kawasan pinggiran Queensland tersebut beberapa tahun sebelumnya, tapi ia pindah ke kawasan Forbes di New South Wales agar dekat dengan pasangannya.

"Kita tinggal disana selama 18 bulan, tapi setelah melihat-lihat pasar properti di New South Wales, kami memutuskan jika ingin membeli rumah, maka akan lebih memilih rumah yang bisa dibeli dengan mudah dan tempat yang bisa dinikmati, jadi kami memutuskan untuk kembali ke Blackall pada tahun 2017," ujarnya.

Untuk mendapatkan pilihan rumah pertama yang terjangkau, pasangan ini pergi sejauh 1.000 kilometer ke Blackall, dimana mereka bisa membeli rumah dengan empat kamar tidur seharga $185 ribu, atau sekitar Rp 1,8 miliar.

Menurut situs realestate.com.au, harga rata-rata rumah di kawasan Blackall adalah $130.000, senilai Rp 1,2 miliar

Pasangan tersebut kemudian mendapatkan pekerjaan di daerah tersebut, mengingat Sam pernah bekerja di wilayah tersebut sebelumnya.

"Saya rasa apa yang kita bisa beli dibandingkan di New South Wales adalah membeli yang benar-benar kita sukai, bukan hanya sesuatu yang mampu kita beli," tambah Andrew.

Tapi menurutnya, semua ini bukan hanya sekedar properti.

"Komunitas itu bisa jadi masalah besar, Anda bisa menemukan rumah-rumah bagus di kota manapun. Tapi, kami baru saja menemukan warga yang saling memperhatikan satu sama lain di sini," katanya.

Sebuah laporan terbaru dari kelompok informasi properti CoreLogic menemukan kawasan Barney Point di Gladstone, Blackall, dan Zeehan di pantai barat Tasmania, memiliki harga sewa rumah terendah di Australia, yakni $150 per minggu, atau setara dengan lebih dari Rp 1,5 juta.

Analis senior Cameron Kusher mengatakan, rendahnya tingkat sewa menunjukkan kelemahan di pasar selama beberapa tahun terakhir.

"Apa yang kita lihat di banyak daerah ini, di Queensland tengah, daerah yang terkait dengan sektor pertambangan dan sumber alam, harga sewanya sudah turun, tingkat sewa rendah dan volume penjualan turun secara signifikan," kata Cameron.

Meski demikian, Helen Aspinall, agen properti di Blackall mengatakan harga sewa dan angsuran rumah yang terjangkau di kota ini membuat banyak orang-orang tertarik ke wilayah tersebut.

Sebuah papan besar di taman dengan tulisan
Sensus terbaru mencatat populasi di Blackall dan kota terdekatnya, Tambo memiliki jumlah 2.000 orang. (Foto: Sam Hart).

Helen mengatakan ia telah menjual sekitar 10 rumah selama dua bulan terakhir tahun 2017.

"Saya telah melakukan properti selama delapan tahun disini... biasanya agak sepi di saat-saat seperti ini dan akan baik sebelum tahun keuangan," katanya.

"Ada keluarga-keluarga yang kembali, mereka tidak mampu lagi tinggal di kota dimana harga sewanya tinggi."

"Ada pensiunan yang telah berkeliling Australia dan merasa kemahalan tinggal di kawasan perkotaan, jadi mereka semua kembali ke sini, di mana sedikit lebih murah untuk tinggal dan tingkat kejahatan yang rendah."

Laporan dalam bahasa Inggris bisa dibaca disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement