Sabtu 20 Jan 2018 12:38 WIB

Survei: Setengah Warga Australia Setuju Ganti Hari Nasional

Tanggal Hari Nasional Saat Ini Dinilai Menyinggung Suku Aborigin

Perayaan Hari Nasional Australia.
Foto: ABC
Perayaan Hari Nasional Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Apakah warga Australia perlu mengubah tanggal perayaan Australia Day? atau Hari Australia? Dari hasil jajak pendapat terbaru ditemukan 56 persen warga Australia merasa tidak keberatan, kapan pun tanggalnya asalkan ada hari perayaan nasional.

Perdebatan Hari Nasional Australia

  • Kurang dari setengah responden mengetahui 26 Januari adalah hari dimana bangsa Eropa berlabuh dan menduduki benua Australia atau dikenal dengan istilah 'First Fleet'
  • Ketua Partai Hijau Australia, Richard Di Natale mengatakan hasil jajak pendapat menunjukkan kesempatan baik bagi Australia untuk maju
  • Hampir setengah responden, 49 persen percaya jika 'Australia Day' sebaiknya tidak dirayakan di 26 Januari karena menyinggung suku Aborigin, penduduk asli benua Australia

Tapi hanya kurang dari setengah yang ikut jajak pendapat tahu alasan jatuhnya Australia Day pada 26 Januari karena pertama kalinya bangsa Eropa datang ke benua Australia. Jajak pendapat tersebut dilakukan oleh lembaga The Australia Institute di Canberra. Jajak pendapat ini dirilis di tengah sengitnya perdebatan soal pemilihan 26 Januari.

Pemimpin Partai Hijau Australia Richard Di Natale telah meluncurkan kampanye baru untuk mengubah tanggal dan ia memberikan komentar soal hasil jajak pendapat tersebut. "Artinya adalah ada kesempatan besar untuk memajukan bangsa ini, memilih hari yang memungkinkan kita merayakan semua hal yang berarti bagi Australia," katanya.

Tapi Menteri Kewarganegaraan dan Multikultural Australia Alan Tudge bersikeras jika tidak perlu ada perubahan. "Ini [26 Januari] adalah momen pemersatu yang hebat bagi negara ini, di mana kita merayakan dengan baik sejarah kita, penduduk Asli kita, pendiri bangsa Inggris kita dan karakter multikultural bangsa ini. Dan kami ingin mempertahankan 26 Januari, karena ini adalah momen pemersatu yang hebat," katanya.

Jajak pendapat tersebut mengungkapkan hampir setengah dari mereka yang disurvei percaya Australia Day seharusnya tidak dirayakan di hari yang menyinggung penduduk asli benua Australia.

Perdebatan masih berlanjut

Wakil direktur The Australia Institute, Ebony Bennett mengatakan 37 persen warga yang ikut survei percaya tanggal 26 Januari telah menyinggung perasaan suku Aborigin. "Saya pikir kita masih melihat perdebatan yang memecah belah yang masih belum selesai," katanya.

Tidak ada kejelasan tanggal berapa Australia Day harus dipindahkan, jika hal tersebut diputuskan. "Beberapa orang memilih tanggal disaat benua ini diberi nama Australia, sementara yang lain memilih hari nasional diperingati saat adanya tanda tangan perjanjian dengan suku Aborigin, yang belum terjadi hingga saat ini atau saat Australia menjadi negara republik," ujar Ebony.

"Jadi saya rasa ini masih terjadi perdebatan, tapi menunjukkan orang-orang bersedia terlibat."

Senator Di Natale ingin perubahan apa pun yang terjadi akan dibahas secara mendalam. "Saya pikir ini adalah bagian dari percakapan berkelanjutan yang perlu kita hadapi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah terus melakukan perbincangan ini dengan masyarakat Australia," katanya.

Tapi menteri Tudge telah mendesak Partai Hijau menghentikan kampanye  memindahkan tanggal Hari Australia. "Saya kaget ini sudah menajdi prioritas utama nasional untuk Partai Hijau, padahal ada masalah lain yang perlu kita hadapi, seperti harga sumber energi, lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, dan keamanan nasional."

Simak laporannya dalam bahasa Inggris disini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/debat-peringatan-australia-day/9341090
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement