Ahad 11 Feb 2018 20:25 WIB

Buaya Makin Sering Ditemukan Memangsa Ternak di NT

Tahun lalu peternakan kehilangan lebih dari 100 ekor ternak karena buaya.

Dijuluki Gobbo dan Croco, buaya ini masing-masing berukuran 4,3 meter dan 4,4 meter.
Foto: ABC
Dijuluki Gobbo dan Croco, buaya ini masing-masing berukuran 4,3 meter dan 4,4 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para penangkap buaya semakin sibuk sepanjang musim hujan yang tengah melanda kawasan di ujung utara Australia, dengan buaya air asin berukuran besar yang mendiami kawasan ini banyak mendatangi tempat-tempat yang belum pernah mereka datangi sebelumnya, dan menyergap ternak saat mereka berada di sana.

Dua ekor buaya air asin berukuran besar, yang dijuluki Gobbo dan Croco, baru-baru ini berhasil diseret dari sebuah bendungan di Stasiun peternakan Annaburroo, dan masing-masing berukuran 4,3 meter dan 4,4 meter.

"Menyusul hujan pertama yang turun dengan derasnya, bendungan ini menjadi penuh terisi dan dalam lima jam sudah ada dua ekor buaya besar ini didalamnya," kata penangkap buaya Roger Matthews mengatakan pada NT Country Hour.

Stasiun yang membentang hingga ke kawasan Mary River ini, mengalami masalah dengan buaya lokal yang mengembangkan selera memangsa ternak sapi di kawasan Territori utara.

"Sungguh menakjubkan betapa cepat buaya ini pindah ke jalur perairan.

"Kami hanya menggunakan pengait besi berukuran besar dan melemparkannya ke penampungan air dan jika ada seekor buaya di sana, pengait itu tidak akan menembus kulit tersebut tapi akan mengganggu.

"Buaya ini keluar meronta-ronta dari ujung ke ujung dan kami menaruh sebuah jeruji di rahang atasnya dan menyeretnya masuk."

Ini bukan pertama kalinya stasiun tersebut mengalami masalah seperti ini. Stasiun  ini pada Januari tahun lalu juga melaporkan mereka telah kehilangan lebih dari 100 ekor ternak karena menjadi santapan buaya dan harus merogoh kocek hingga 100 ribu dolar AS (Rp 1 miliar) untuk mengelola masalah ini.

Matthews mengatakan buaya air asin berukuran besar ini tidak dapat dilepaskan kembali ke alam liar dan mereka perlu menemukan rumah pribadi lain atau diubah menjadi produk kulit buaya.

Begitu Gobbo dan Croco tertangkap, mereka langsung dimuat ke bagian belakang sebuah trailer dan dibawa untuk dimatikan dan dikuliti.

"Kami menangkap lebih banyak buaya daripada yang mungkin orang yang menginginkannya, jadi begitulah cara kita menghasilkan uang adalah dengan menjual kepala dan kulit - dan hewan itu dimanfaatkan."

"Mereka sedang dalam perjalanan dan masih banyak lagi '

Jauhi perairan

Para penangkap buaya mengatakan bahwa populasi hewan buas yang satu ini telah melonjak. Otoritas satwa liar telah berhasil menangkap 370 buaya pada tahun lalu di alam liar dibandingkan jumlah tangkapan rata-rata 280 per tahun.

"Ini menunjukkan bahwa mereka terus bergerak liar dan masih banyak lagi jumlahnya. Kami menemukannya di tempat-tempat yang tidak pernah ada sebelumnya," kata Matthews.

"Semakin besar ukuran buaya jantan berukuran besar, mereka bisa pindah kemana saja dan ini menjadi peringatan bagi semua orang di Northern Territory: jauhi bermain di perairan karena mungkin tempat yang tidak pernah ada apa-apa di dalamnya selama bertahun-tahun, dengan semua hujan yang kita alami bisa jadi ada potensi buaya di mana saja.

"Anak-anak bermain di saluran air, jauhkan kegiatan seperti itu. Jika Anda melihat teman Anda bermain di dalamnya, minta mereka keluar dari sana."

Buaya air asin terdaftar sebagai hewan yang dilindungi pada tahun 1971 setelah hampir musnah diburu sampai punah.

Tapi sejak itu jumlah mereka telah meledak dan diperkirakan bisa mencapai 200.000 di alam bebas, yang mendekati populasi manusia di Territory yang mencapai  250.000 orang.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/buaya-memangsa-ternak/9412638
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement