Sabtu 03 Mar 2018 06:20 WIB

Australia Alokasikan Rp 25 M untuk Penelitian Endometriosis

Endometriosis menyerang satu dari 10 perempuan.

Perempuan bersedih. Ilustrasi
Foto: Allwomanstalk
Perempuan bersedih. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Australia akan mengalokasikan 2,5 juta (atau setara Rp 25 miliar) untuk penelitian endometriosis. Hal itu sebagai bagian dari rencana nasional pertama untuk menangani penyakit yang menyerang satu dari 10 perempuan ini.

"Kami bertekad berbuat lebih banyak dalam mendukung penderita endometriosis di seluruh Australia," ujar Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt dan anggota Parlemen Nola Marino serta Nicolle Flint dalam sebuah pernyataan bersama.

Gejala endometriosis

• Nyeri haid intens yang luar biasa

• Nyeri pada atau di sekitar hari ovulasi

• Masalah usus atau kandung kemih

• Pendarahan berat atau tidak teratur

• Kelelahan

Sumber: Endometriosis Australia

Mereka menyebut tindakan tersebut terlambat dengan mengatakan dukungan untuk para perempuan dengan endometriosis sangat dibutuhkan dan mereka ingin segera beralih ke rencana tersebut, sekaligus berusaha memperbaiki pengobatan dan diagnosa endometriosis.

Sebelumnya, para aktivis kesehatan Australia telah mengkritik kurangnya dana penelitian untuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan itu, di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di bagian tubuh yang lain. Diperlukan rata-rata 7 sampai 10 tahun agar seorang perempuan terdiagnosa, dengan tidak adanya spesialis endometriosis karena sekumpulan gejala yang rumit, termasuk nyeri haid yang melemahkan, haid yang banyak atau tidak teratur, masalah usus dan kandung kemih serta masalah kesuburan.

Harapan perbaikan dalam diagnosa

Lembaga Endometriosis Australia berharap pendanaan tersebut akan berarti perbaikan dalam diagnosa dan pengobatan untuk para perempuan dengan penyakit ini. "Dana penelitian yang diumumkan hari ini akan membantu mengatasi beban penyakit bagi perempuan Australia yang menderita endometriosis," kata ketua dewan direksi Karen Luxford.

Para peneliti akan diundang untuk mengajukan permohonan hibah dalam beberapa bulan mendatang demi mendapatkan pendanaan dari Dana Masa Depan Penelitian Medis. Pada Desember, Menteri Hunt secara formal meminta maaf kepada para perempuan dengan endometriosis karena tidak membantu lebih cepat, dan mengumumkan rencana nasional untuk mengatasi penyakit ini.

Bulan lalu, ia bertemu dengan perempuan yang memiliki endometriosis, ahli medis, aktivis dan periset untuk membentuk rencana nasional. Rencana itu juga mencakup hibah penelitian senilai 160 ribu dolar AS (atau setara Rp 1,6 miliar) untuk Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional Australia, dan sebuah kampanye untuk pendidikan dan kesadaran.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/australia-alokasikan-rp-25-miliar-untuk-penelitian-endometriosi/9504720
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement