Selasa 20 Mar 2018 19:30 WIB

Masa Depan Sekolah Islam Terbesar di Australia tak Jelas

Pengadilan Federal menolak banding terhadap pemotongan dana pemerintah.

Red: Nur Aini
Sekolah Islam Malek Fahd, Sydney, Australia.
Foto: onislam.net
Sekolah Islam Malek Fahd, Sydney, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Masa depan sekolah Islam terbesar di Australia tak jelas setelah sidang di Pengadilan Federal menolak banding terhadap pemotongan dana pemerintah senilai 19 juta dolar Australia (atau setara Rp 190 miliar).

Pendanaan Sekolah Islam Malek Fahd di Sydney barat mengalami penghentian dua tahun lalu oleh Menteri Pendidikan Australia, Simon Birmingham. Hal itu karena masalah tata kelola yang buruk dan beroperasi untuk mendapatkan keuntungan.

Sekolah yang terdiri dari 2.500 siswa TK hingga kelas 12, yang memiliki kampus terbesar di wilayah Greenacre, ini mampu bertahan karena banding sementara di pengadilan yang lebih rendah. Mereka juga melakukan reformasi internal termasuk perubahan dewan sekolah dan perombakan hubungannya dengan sang pemilik, Federasi Dewan Islam Australia.

Pada Selasa (20/3/2018), Pengadilan Federal Australia menegaskan putusan sebelumnya oleh Pengadilan Banding Administratif Negara Bagian New South Wales (NSW). Dalam mengajukan banding, sekolah tersebut berpendapat bahwa "hal-hal telah berubah di bawah manajemen barunya" dan sekolah tersebut tidak lagi beroperasi untuk mendapatkan keuntungan, kata pengadilan tersebut.

"Menteri (Pendidikan) menerima bahwa beberapa hal telah berubah sebagai akibat dari perubahan dalam manajemen (Malek Fahd), namun tetap mempertahankan bahwa sekolah tersebut terus dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan," demikian bunyi pernyataan itu.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikeluarkan Selasa (20/3), Menteri Birmingham mengatakan bahwa semua sekolah harus mematuhi Undang-Undang Pendidikan.

"Semua otoritas sekolah harus memenuhi persyaratan Undang-Undang Pendidikan dan memastikan bahwa uang pembayar pajak dan investasi pribadi oleh orang tua dihabiskan untuk memberi manfaat bagi siswa Australia," katanya.

Ketua dewan sekolah, John Bennett, mengatakan bahwa ia sangat kecewa dengan keputusan tersebut. "Kami akan mempertimbangkan banding di Pengadilan Tinggi. Jika banding itu gagal, kami tidak akan bisa tetap buka," kata Dr Bennett.

Sekolah tersebut akan terus beroperasi selama proses banding. "Kami memberitahu orang tua dan siswa bahwa kami melakukan semua yang kami bisa bahwa ini bukan sekolah yang sama seperti dua tahun yang lalu," kata Bennett.

Dr Bennett mengatakan bahwa ia juga akan meminta bantuan langsung ke Menteri Pendidikan. Menteri Birmingham mengatakan bahwa ia telah menulis surat kepada Menteri Pendidikan NSW, Rob Stokes, untuk "bekerja sama dalam mendukung siswa sekolah, keluarga dan staf".

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/masa-depan-sekolah-islam-terbesar-australia-masih-tak-jelas/9569254
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement