REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Polisi di Papua Nugini telah menuduh seorang pengusaha asal Cina berusaha melakukan penyuapan. Pihak kepolisian juga sedang menyelidiki apakah pengusaha tersebut melakukan praktek imigrasi gelap bagi para pekerja asal Cina.

Polisi mengatakan Zhiyuan 'Aaron' Cui ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang dilakukan mengenai pekerja asing di Papua Nugini. "Tertuduh menawarkan 10 ribu Kina (sekitar Rp 40 juta) kepada Petugas polisi di ibukota Port Moresby Sersan Senior Apollos Terry," kata Kepolisian Papua Nugini dalam sebuah pernyataan.

Polisi menuduh bahwa usaha penyuapan itu merupakan bagian dari usaha agar polisi menghentikan penyelidikan yang sedang berlangsung, dan menyerahkan berbgaia dokumen yang sudah disita oleh Cui. Petugas polisi telah memeriksa kantor Cui, A&D Consultancy, dan dilaporkan menemukan 200 stempel milik berbagai perusahaan, termasuk 24 stempel perusahaan milik pemerintah Cina.

Perusahaan seperti China Engineering (PNG) Limited, China Railway Construction Engineering Group North Project Company PNG Ltd, China Harbour Engineering Company Limited, Covec (PNG) Limited sekarang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur di Papua Nugini.

Polisi menuduh bahwa Cui memalsukan dokumen dan membantu para pekerja untuk bekerja walau visa mereka sudah habis. Polisi mengatakan mereka menemukan paspor tanpa adanya cap ketika mereka masuk, namun yang lain ada cap ketika keluar, walau para pekerja itu masih berada di Papua Nugini.

Pihak berwenang juga menahan lima perempuan asal Filipina dan seorang pria Cina lainnya sebagai bagian dari investigasi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika