Kamis 17 May 2018 20:53 WIB

Anwar Ibrahim Yakin Mahathir akan Serahkan Jabatan PM

Anwar akan menggantikan Dr Mahathir sebagai perdana menteri.

Rep: Adam Harvey/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID  Mantan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan dia yakin Perdana Menteri Mahathir Mohamad akan menepati janjinya untuk menyerahkan jabatannya di masa mendatang. Anwar, sekutu Dr Mahathir yang kemudian berubah menjadi lawan, dibebaskan dari penjara dan mendapat pengampunan penuh dari Yang Dipertuan Agung pada hari Rabu (16/5).

Meski memaafkan Dr Mahathir dan mantan perdana menteri Najib Razak karena menjebloskan ia ke penjara, tapi Anwar mengatakan kepada ABC jauh dari keluarga terasa "memuakkan".

"Ya Tuhan. Pasti sulit untuk melihat anak-anakmu tumbuh besar tanpa ayah mereka, dan kemudian sekarang mulai memiliki cucu tanpa kakek mereka," katanya.

"Ini memusingkan pikiran saya, seharusnya tidak terjadi, seharusnya tidak terjadi pada siapa pun," katanya.

Anwar mengatakan ia menyambut pembebasannya dan jalannya menuju kebebasan "tak terlukiskan".

"Anda harus mengalami penahanan dan penghinaan untuk menyadari pentingnya kebebasan," katanya.

"Kami telah berjuang untuk memastikan ada transisi demokratis, akuntabilitas demokratis di negara ini, dan negara ini harus matang dengan demokrasi."

 

Anwar akan menggantikan Dr Mahathir sebagai perdana menteri di bawah kesepakatan yang diatur sebelum pemilu. Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk peralihan kepemimpinan, tetapi diperkirakan akan memakan waktu setidaknya satu tahun.

Anwar mengatakan ia tidak ragu tentang ketulusan Dr Mahathir dan ia mempercayainya. "Anda telah melihat pernyataan-pernyataan Dr Mahathir. Yang lebih penting adalah dia terlihat mengadopsi agenda reformasi; berbicara tentang reformasi peradilan, mengambil tindakan terhadap pelanggaran dan pejabat korup," katanya.

"Saya pikir orang akan tahu bahwa ini Mahathir baru, diperbarui, dan pada usianya, 92 tahun, sangat ingin melakukannya dengan cepat, dan saya pikir kita harus memberinya pengakuan itu."

 

Dr Mahathir keluar dari masa pensiun dan bekerja sama dengan oposisi dan Anwar dalam upaya untuk menyingkirkan Najidb yang dilanda skandal korupsi.

Mantan pemimpin partai Barisan Nasional ini menjadi pemimpin tertua di dunia setelah kemenangan pemilihan umum yang mengejutkan.

Anwar mengatakan ada kombinasi dari berbagai faktor yang menyebabkan kemenangan Pakatan Harapan.

 

Ia menunjuk ekonomi negara dan pajak barang dan jasa (GST) sebagai isu utama dan mengatakan orang akhirnya memutuskan "cukup sudah".

"1MBD menjadi isu yang sangat kuat karena memengaruhi dan mengompromikan lembaga-lembaga utama pemerintahan; lembaga peradilan, lembaga antikorupsi, otoritas penegakan hukum, sehingga menjadi cerita yang menarik bagi kami," katanya.

"Kasus yang lebih menarik adalah kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh rakyat. Ada kesenjangan antara pernyataan mengenai pertumbuhan ekonomi dan investasi yang fenomenal dengan kenyataan besarnya ketidaksetaraan," paparnya.

 

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement